
PADA zaman dulu sekitar pada zaman pertengahan, seorang pria bernama Johannes Kepler dan Tycho Brahe di Eropa Utara. Sebagai ahli matematika, Kepler percaya bahwa hukum alam bisa dijelaskan secara matematis dan bahwa orbit benda-benda langit bisa dinyatakan sebagai orbit berbentuk lingkaran yang garis tengahnya sebanding dengan ukuran sebuah segi-banyak (poligon) yang sisi-sisinya menyentuh lingkaran tersebut.
Model Kepler gagal memprediksi posisi benda-benda langit. Namun di hadapan data-data astronomi, Kepler tua berbeda dengan Kepler muda. Kepler tua membuang konsepsinya semasa muda dan, berdasarkan data-data astronomi yang dikumpulkannya, memformulasikan tiga hukum pergerakan planet yang kemudian dinamakan Hukum Kepler.
Johannes Kepler bekerja sebagai astrolog dan banyak menerbitkan tabel-tabel prediksi posisi benda langit. Namun prediksi yang didasarkan pada model heliosentrik Ptolomeus ini semakin jauh dari kenyataan yang diamatinya. Lukisan ini dibuat pada tahun 1610, pada masa hidup Kepler, oleh pelukis tak dikenal.
Namun sebelum itu, Kepler juga adalah seorang astrolog yang bekerja untuk Jenderal Wallenstein, seorang penguasa perang dari Bohemia. Orang yang di kemudian hari mempekerjakannya, Tycho Brahe, seorang bangsawan Denmark, dianggap sebagai pengamat astronomi terbaik pada zamannya, juga mempraktikkan astrologi kepada teman-temannya.
Namun kedua orang ini, Kepler dan Tycho, sama-sama gelisah dengan teknik-teknik astrologi kontemporer. Keduanya masih berpegang pada paradigma Aristoteles bahwa benda langit mempengaruhi kehidupan manusia, namun keduanya tidak paham bagaimana persisnya pengaruh ini bekerja.
Model astronomi Ptolomeus juga kian hari kian tidak akurat di hadapan data-data astronomi yang mereka ukur selama hidup mereka. Model geosentris mulai menunjukkan kelemahannya: model ini tidak lagi tepat dalam meramalkan posisi benda-benda langit. Dengan berbekal data pengamatan Tycho Brahe, Kepler berhasil menurunkan tiga hukum pergerakan Planet yang mulai mengubah pandangan orang tentang cara kerja alam semesta.
Simbolisasi
Dengan merumuskan hukum geraknya, Isaac Newton menyatukan hukum alam yang berlaku di Bumi dan yang berlaku di langit. Ilustrasi ini merupakan simbolisasi olah pikir Newton mendeskripsikan dunia, karya seniman Inggris, William Blake.
Usaha untuk menyatukan hukum alam di Bumi dengan hukum alam di langit dilakukan dengan sukses oleh Isaac Newton. Setelah merumuskan hukum geraknya yang termashur, selanjutnya Newton menerapkan ketiga hukum geraknya pada pergerakan benda-benda langit.
Dengan mengasumsikan adanya gaya gravitasi yang bersifat universal (serbasama di langit maupun di Bumi), ia berhasil menurunkan hukum pergerakan planet yang bentuknya sama dengan ketiga Hukum Kepler.
Tidak hanya itu, keberadaan gaya gravitasi juga menjelaskan mengapa benda jatuh ke Bumi dan seberapa cepat benda yang dijatuhkan ke Bumi akan jatuh. Hukum Newton punya kemampuan prediksi yang kuat, dan mampu menjelaskan fenomena orbit Bumi mengitari Matahari dan juga fenomena jatuhnya benda ke tanah dalam paradigma yang sama.
Dengan melakukan berbagai eksperimen di Bumi dan juga menghadapkan Hukum Newton pada data-data pengamatan astronomi, orang membuktikan bahwa Hukum Newton memang berlaku di mana-mana, di langit maupun di Bumi.
Berbekal Hukum Newton, Edmond Halley dapat menghitung orbit sebuah komet yang ia prediksikan akan mendekati matahari setiap 76 tahun sekali, sebuah prediksi yang terbukti benar dan komet itu kemudian dinamakan Komet Halley.
Dengan dirumuskannya ketiga hukum gerak Newton, lengkaplah pergeseran paradigma dari fisika Aristoteles ke arah Mekanika Newton. Pengamatan Kepler dan teori Mekanika Newton menunjukkan bahwa hukum alam yang berlaku di Bumi ternyata sama dengan yang berlaku di langit, hukum alam ternyata bersifat universal.
Astronomi sebagai salah satu cabang sains kini menemukan pijakan yang baru, yaitu teori-teori fisika. Dengan adanya pijakan yang baru ini ia semakin menjauh dari astrologi. Pengukuran dan pengamatan benda-benda langit kini tidak lagi dilakukan untuk meramal nasib manusia, tetapi untuk memahami bagaimana alam bekerja. (lsc/cf/ar)