Membumikan Musik Klasik, Satukan Misi

membumikan-musik-klasik-satukan-misi

Oleh:  Adelina Savitri Lubis

BUNYI merdeka mengisi seisi Hall Methodist Charles Wesley, kala lagu Indonesia Pusaka dan Rayuan Pulau Kelapa karya Ismail Marzuki dibawakan secara klasik oleh tujuh muda-mudi berbakat pada pekan terakhir Agustus lalu.

Bertajuk Beyond Boundaries, ini merupakan konser fund raising (penggalangan dana) yang dilakukan oleh musisi-musisi muda di bawah naungan Quatre Music Organization. Mereka adalah Bella Anesia (piano), Cindy Photina (piano), Evelyn Handrisanto (piano), Christopher Shen (horn), Lim Hao Wei (biola), Ralph Lim (klarinet), dan Vincent Tan (eufonium). 

Menariknya, tiga di antara tujuh pemain musik klasik ini berasal dari Kota Medan, yakni Bella, Cindy, dan Evelyn. Membumikan musik klasik ke seantero Kota Medan adalah mimpi mereka. Konser ini merupakan proyek pertama Quatre Music Oraganization, sebuah organisasi musik yang ingin mengembangkan seni musik klasik bagi kalangan musisi dan masyarakat umum.

Bella memperoleh gelar sarjana musiknya dengan pujian dari Royal Birmingham Conser­vatoire, Inggris di bawah asuhan Prof. John Thwaites dan menerima penghargaan beasiswa concervatoire untuk kursus tersebut. Dia lulus diploma musik di Nanyang Academy of Arts di singapura, bekerja sama dengan Royal College of Music, London. 

Sedangkan Evelyn lulus dari Akademi Nanyang dari kolaborasi seni rupa dan sekolah tinggi musik dengan penghargaan kelas satu di bawah penga­wasan Ny. Rena Phua dan Prof. Gordon Fergus-Thompson, memenangkan berbagai beasiswa, penghargaan, dan hadiah termasuk beasiswa penuh NAFA dan Beong Lean Yoon Pin Scholarship.

Sementara Cindy memperoleh gelar sarjana dengan penghargaan kelas satu dari Akademi Seni Rupa Nanyang bekerja sama dengan perguruan tinggi musik. selama studinya di Singapura, ia dianugerahi Penghargaan Merit dan Asean Grant untuk mendukung studinya.

“Tujuan konser ini sederhana saja, agar semua orang, yang muda hingga yang tua bisa mencintai musik klasik,” kata Bella saat diwawancarai Analisa.

Ditemui saat prakonser, Bella mengungkapkan, khusus di Kota Medan  musik klasik belum begitu berkembang. Peminatnya dan penikmatnya pun terbilang jarang. Jadi konser ini diselenggarakan untuk mengedukasi masyarakat agar mengenal musik klasik, dan kemudian mencintainya.

“Selama ini banyak orang secara awam menga­takan, musik klasik itu membosankan. Oleh sebab itu dalam konser ini kami akan membawakan lagu-lagu klasik yang bisa diterima semua orang,” sahut Evelyn menambahkan kalimat Bella.

Satukan Musisi

Konser berdurasi 120 menit itu membawakan sebanyak 15 lagu klasik. Beberapa di antaranya seperti lagu The Nutcraker Suite, Op. 71a Dance of The Sugar Plum Fairy, Five Pieces, Six Melo­dies, dan Nocturno Op. 75. Mereka juga membawa lagu Carmen Fantasy yang merupakan karya Komposer George Bizet. Dia merupakan salah satu komposer paling terkenal sepanjang masa. Banyak dari karyanya yang masih dimainkan saat ini, terutama dari karyanya yang sangat populer, Carmen.

“Kami pilih lagu ini karena lagunya banyak dikenal orang-orang. Tune-nya familiar, tapi mungkin banyak sekali orang yang tidak tahu kalau lagu ini awalnya adalah opera Carmen dari Bizet,” jelas Bella yang belajar musik klasik sejak berusia lima tahun.

Menurutnya, banyak sekali lagu-lagu klasik yang sudah dikenal orang-orang, tapi cukup banyak yang tidak tahu judulnya, dan tidak mengenali bahwa itu adalah lagu klasik. Konser musik klasik yang dibawakan secara kolaborasi ini membuat Bella, Evelyn, dan Cindy merasa senang. Pasalnya seperti yang diakui Cindy, dulu semasa sekolah di Medan, jarang sekali ketiganya menda­patkan kesempatan bermain dengan alat musik selain piano. Seperti klarinet, horn, dan lain sebagainya.

Namun ketika mereka bersekolah di Singapura, kesempatan bermain dengan musisi lain di luar pianis mereka peroleh begitu banyak. “Seru sekali rasanya, jadi musik klasik itu bukan hanya bisa dimainkan secara solo saja. Karena itu kami mengadakan konser ini untuk menunjukkan betapa serunya bermain musik klasik dengan musisi-musisi di luar pianis,” beber Cindy.

Quatre Music Oraganization sendiri, dijelaskan Bella, berdiri sejak 2018 lalu. Organisasi ini mulanya dibentuk  oleh empat pianis yang memi­liki pandangan sama terhadap musik klasik.  Tujuan utamanya adalah untuk  meningkatkan sistem kerjasama para  musisi muda dalam ber­main musik dan mengeksplorasi  musik kolaborasi. Hal ini dapat terwujud dengan  memberikan kesempatan kepada para musisi untuk berko­laborasi dengan musisi berbagai alat musik selain piano.

“Dengan demikian, kami berharap QMO dapat memperluas wawasan para musisi muda di bidang musik klasik dan musik kolaborasi,” ungkap Bella.

Barangkali itu sebab hall yang berkapasitas 350 audiens itu dihadiri dari segala lapisan masyarakat di Kota Medan. Selain masyarakat awam Kota Medan, konser ini juga dihadiri segala komunitas musik di Medan, termasuk para guru musik klasik di Medan. Sisi lain konser ini juga memiliki tujuan untuk menyatukan musisi-musisi kota Medan dalam mengembangkan musik klasik di Indonesia.

()

Baca Juga

Rekomendasi