Seluruh Infrastruktur Danau Toba Selesai 2020

Seluruh Infrastruktur Danau Toba Selesai 2020
Kapal motor penyeberangan mengangkut sejumlah kenderaan menyeberangi Danau Toba dari Tomok menuju Pelabuhan Ajibata (Analisadaily/Junaidi Gandy)

Analisadaily (Medan) - Kepala Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BPODT), Arie Prasetyo mengatakan, seluruh infrastruktur di Danau Toba ditargetkan selesai pada 2020, termasuk Pelabuhan Tongging dan Bandara Sibisa. Dengan selesainya Pelabuhan Tongging ini maka akan mempermudah wisatawan datang ke Danau Toba.

“Terkecuali untuk jalan tol ya. Kalau bandara, pelabuhan dan lainnya selesai tahun depan, Jumat ini saya juga akan meninjau perkembangan pembangunan Pelabuhan Tongging,” ujarnya kepada Analisa, Selasa (26/11).

Ia melanjutkan bahwa pemerintah sudah mengucurkan Rp4,04 triliun untuk mempercepat seluruh pembangunan tersebut.

Arie menjelaskan, dana Rp4,04 triliun itu didapat dari Kementerian PUPR sebesar Rp 2,52 triliun. Jumlah ini untuk rekonstruksi Jalan Ambarita-Simanido, penggantian jembatan Aek Sioto, rehabilitasi Embung Pea Nadeak, pembangunan penyediaan air baku kawasan Parapat, penataan kawasan Parapat, pembangunan kawasan wisata Lumbanjulu serta pembangunan baru Rumah Pariwisata Swadaya dan Rusun Pekerja di Kabupaten Toba Samosir.

Selanjutnya, anggaran dari Kementerian Perhubungan yakni Rp1,06 triliun yang merupakan untuk pembuatan runway strip tahap 1 Bandara Sibisa, pembangunan jembatan dan sistem persinyalan dan telekomunikasi serta bangunan stasiun. Kemudian juga dilakukan pembangunan di 12 lokasi pelabuhan danua, lanjutan kapal penyeberangan Ro-Ro 1 unit dan bus air 2 unit. Ada juga anggaran untuk subsidi operasional angkutan antarmoda, fasilitas integrasi angkutan jalan dan peningkatan Jalur KA Lintas Araskabu-Tebingtinggi- Siantar sepanjang 25 Km.

Dari Kementerian Pariwisata kata Arief akan ada anggaran Rp407,69 miliar untuk pembangunan kawasan terintegrasi tersebut. Jumlah itu untuk pengembangan destinasi, fasilitas promosi dalam dan luar negeri, peningkatan kapasitas dan potensi serta untuk BPODT. Selain tiga kementerian tersebut, tiga kementerian lain yang ikut berpartisipasi memberikan anggaran yakni Kementerian Lingkungan Hidup Rp23,49 miliar, Kemendes PDTT Rp17,77 miliar dan Bekraf Rp4,80 miliar. “Ini sekarang kan sudah bersatu ya. Jadi digabung untuk Bekraf,” katanya.

Untuk Toba Caldera Resort (TRC) yang dibangun dengan luas 386,72 hektare tersebut diharapkan dapat secepatnya. Adapun pembangunan luas tersebut akan dibangun untuk kawasan hospitality 119,47 ha, commercial 8,6 ha, geo cultural park 10,97 ha, kantor BPODT 1,36 ha, tourism academy 2,10 ha, pusat kesehatan 1,66 hektare, pusat budaya 1,3 ha, back of house 2,15 ha, pusat UMKM 0,90 ha, agro farm 22,02 ha, botanical garden 14,28 ha, lapangan golf 72,29 ha, fasilitas pendukung 2,19 ha, jalan infastruktur 19,54 ha dan kawasan hijau 105,37 ha.

“Harapan kita masyarakat bisa menyambut pembangunan ini, karena ini akan memberikan dampak perekonomian kepada masyarakat sekitar, daerah dan penghasilan untuk negara,” sebutnya.

Arie juga menambahkan, masih ada beberapa kendala yang dihadapi setelah TCR beroperasi. Kendala itu yakni travel operator. “Ini yang masih menjadi kendala. Ini belum ada sama sekali. Kita untungnya terbantu dengan teknologi yang sekarang semakin mudah. Jadi katakanlah nanti ada wisatawan yang mau mengunjungi 16 geosite yang ada di sana. Kalau tidak ada travel operator yang stay di sana, susah juga,” katanya.

(NS/JG)

Baca Juga

Rekomendasi