Konferensi Pemuda Internasional Bahas Perubahan Iklim

Konferensi Pemuda Internasional Bahas Perubahan Iklim
Salah seorang peserta dari Swedia sedang memaparkan materinya, Sabtu (30/11) (Analisadaily/Christison Sondang Pane)

Analisadaily (Medan) – Indonesia, salah satu negara besar di Asia Pasifik selalu menjadi barometer dalam mengambil kebijakan kawasan regional. Dalam banyak hal, negara ini selalu menjadi bangsa yang punya posisi strategis membangun koalisi untuk kepentingan regional.

Hal itu disampaikan dalam Konferensi Pemda Internasional di Medan, 29-30 November 2019. Acara ini dihadiri pemuda dari berbagai negara Asia Pasifik dan Eropa, di antaranya Malaysia, India, Thailand, Filipina, Nepal, Selandia Baru dan Swedia.

Sekjen Pergerakan Indonesia, Abi Rekso menjelaskan, masih banyak pekerjaan pemerintah dalam isu lingkungan, termasuk mengurangi sampah plastik bisa menjadi konsolidator membangun kesadaran akan lingkungan.

“Meski terlihat sepele tetapi itu bukan hal yang mudah dilakukan secara konsisten. Ini bukan lagi soal konsep atau teori pengelolaan sampah. Ini bergantung pada bentuk komitmen politik yang serius,” ucap Abi.

Penasihat Senior Kementrian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Prof. Soeryo Adiwibowo, juga menekankan, Indonesia menjadi negara dia Asia yang punya komitmen terhadap pelestarian lingkungan.

"Ritme kerja Ibu Menteri, mengikuti pola kerja Pak Presiden, antisipatif dan responsif. Cara kerja seperti ini juga, yang perlahan membawa perubahan positif dalam kinerja Kementrian KLHK." ujar Soeryo.

Dalam perspektif masyarakat sipil, Arimbi Heroepoetri menilai, isu moratorium kelapa sawit bisa menjadi masalah prioritas dalam upaya melawan pemanasan global.

"Pemerintah harus lebih tegas kepada pengusaha kelapa sawit swasta. Karena, penguasaan konsesi lahan didominasi swasta. Itu bisa dimaknai titik pemanasan global yang ada di wilayah Indonesia, berada pada kawasan kelapa sawit swasta" tutur Arimbi.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi