Harris harus puas dengan raihan perak karena menempati peringkat kedua dengan mengoleksi 19,26 poin, rincian 9,63 dari nandao dan 9,63 dari nangun.

Harris kalah dari wakil Brunei Darussalam yang merebut emas, Mohammad Adi Salihin Rosla, dengan raihan 19,28 poin. Medali perak direbut oleh Ph?m Quoc Khan dari Vietnam dengan raihan 19,25 poin.

Medali perak yang diraih Harris menjadi medali pertama bagi Tim Wushu Indonesia. Raihan ini disambut gembira para pengurus dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, yang menyambangi venue wushu di World Trade Centre Pasay, Manila.

"Ini medali pertama bagi wushu. Saya ingin mengucap syukur pada Tuhan Yang Maha Esa. Saya percaya bisa main bagus dan meraih perak karena dikasih Tuhan. Saya hanya melakukan yang terbaik, selebihnya keputusan Tuhan," kata Harris, Senin (2/12).

Pewushu kelahiran 11 Oktober 1995 ini mengaku bangga dan bersyukur karena berhasil menyumbangkan medali bagi Tim Wushu Indonesia. Harris awalnya berharap melanjutkan sukses dengan meraih emas pada SEA Games 2017 di Malaysia.

Bagi Harris, medali perak yang diraihnya dari nomor kombinasi nandao dan nangun pada SEA Games 2019 memiliki makna istimewa. Selain merupakan medali pertama bagi Tim Wushu Indonesia, juga karena perjuangannya untuk meraih medali tersebut sangatlah berat.

Hal itu dikarenakan cedera yang dialami Harris saat berlaga pada Kejuaraan Dunia Wushu di Shanghai Tiongkok pada Oktober 2019. Belum sembuh cedera medial di bagian lututnya, Harris kembali menderita luka di bagian tangan kiri. Lukanya cukup parah dan harus dijahit.

"Tetapi saya bertekad saya tetap berangkat ke Filipina dan harus tampil maksimal.

Walaupun perak, saya senang banget. Bangga karena akhirnya perjuangan saya terbayarkan," ungkapnya.

Harris masih berpeluang mempersembahkan emas bagi Tim Wushu Indonesia. Pada Selasa (3/12) Harris masih turun bertanding di nomor taolu kombinasi nanquan dan duilian.

(RMS/RZD)