Festival Danau Toba 2019 (Analisadaily/Jafar Wijaya)
Analisadaily (Parapat) - Festival Danau Toba (FDT) yang ke-7 berlangsung di Parapat, Kabupaten Simalungun. Kegiatan yang berlangsung selama empat hari ini diharapkan mampu mempersatukan delapan kabupaten dan kota di kawasan Danau Toba.
Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara (Sumut), Ria Nofida Telaumbanua, saat membuka Festival Danau Toba ke-7, Senin (9/12).
"Salah satu tujuan dari kegiatan ini untuk mempersatukan delapan kabupaten dan kota di kawasan Danau Toba," katanya, Senin (9/12).
Festival Danau Toba merupakan even tahunan. Tahun ini mengusung tema 'Inspairing Toba'. Dengan tema ini diharapkan mampu memperkenalkan Danau Toba ke seluruh Indonesia, bahkan dunia Internasional.
"Kegiata yang berlangsung empat hari ini diharapkan mampu menarik kunjungan wisatawan, baik dalam negeri maupun mancanegara," jelasnya.
Sebelum puncak acara berlangsung, pihak panitia juga telah melaksanakan beberapa kegiatan seperti festival solo, kayak, penanaman pohon, pembersihan kawasan Danau Toba, FGD Geopark, dan lari 10 K.
"Untuk hari ini, kegiatan yang dilaksanakan Tari Kolosal Saoan, Koor Raksasa, Rekor Muri seni melipat kain Bulang Sulappei, fashion show Etnic (Designer Lokal) dan tari Kolosal Multi Etnis," tuturnya.
Untuk pemecahan rekor Muri punya satu tujuan, yakni melestarikan ulos Simalungun. Sebab, saat ini Bulang Sulappei sudah sangat jarang digunakan masyarakat setempat, bahkan hampir punah.
"Makin sedikitnya masyarakat yang mengenakan ulos itu, makin sedikut pula yang menenun. Pemerintah khawatir, jika hal ini berlangsung terus menerus, bisa jadi generasi penerus semakin tak mengenal Bulang Sulappei," tambahnya.
Pembukaan Festival Danau Toba turut dihadiri Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, beserta istri, Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) Arie Prasetyo, Bupati sekawasan Danau Toba dan sejumlah pejabat lainnya.
(JW/RZD)