Bupati Batubara Zahir, didampingi Ketua TP PKK Batubara Ny Maya Indriasari, saat meresmikan Kampung Jepang di Desa Perupuk, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batubara (Analisadaily/Alpian)
Analisadaily (Batubara) - Dalam suasana perayaan HUT ke-13 Kabupaten Batubara tahun 2019, Bupati Batubara Zahir meresmikan Kampung Jepang, di situs cagar budaya pendudukan pasukan Jepang, di Desa Perupuk, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batubara, Senin (9/12).
Zahir mengatakan, cagar budaya dan cagar alam perlu dilestarikan dan dijaga, karena tuntutan dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Serta Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang kawasan alam yang mempunyai ke khasan satwa, ekosistem yang perlu dilindungi.
Karenanya, peninggalan sejarah peradaban 9 kedatukan, jejak perdagangan kuno, jejak kolonial dan jejak perkebunan serta perang dunia kedua yang merembes ke Batubara harus kita rawat. Tak hanya itu, kita juga dapat mengkomunikasikan kepada masyarakat sebagai sumber inspirasi dalam pembangunan sekaligus kita jadikan sarana wisata dengan mendirikan museum Batubara.
"Dalam rangkaian HUT Kabupaten Batubara tahun ini, kita telah menggali peninggalan sejarah peradaban berupa sejarah dan situs-situs yang menjadi cagar budaya dan cagar alam yang perlu kita lestarikan di Batubara," ujar Zahir.
Dikatakannya, jika keseluruhan cagar budaya dan cagar alam ini sudah tertata dan terbangun secara standarisasi, maka akan mendatangkan wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. Selain itu, tempat ini juga akan kita jadikan tempat para ilmuan mengkaji dan meneliti warisan sejarah dan kekayaan ekosistem yang akhirnya membangun pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Sejarahwan sekaligus Anggota TBUPP Batubara, Dr. phil. Ichwan Azhari mengatakan, Pasukan Jepang masuk ke Sumatera Utara lewat Pantai Sejarah pada bulan Maret 1942. Pendaratan pasukan Jepang di pantai ini dilakukan secara besar-besaran bersama markas besar Divisi dan Korps Sandi.
"Jepang seperti mengecoh Belanda yang dengan armadanya menjaga Pelabuhan Belawan dari penyusupan pasukan Jepang. Ternyata Jepang seperti menikam Belanda dari belakang dengan mendarat di kampung sunyi ini yang sama sekali tidak dijaga pasukan Belanda," katanya.
Sebelumnya, Zahir juga telah meresmikan salah satu cagar alam yang merupakan warisan dunia yaitu Danau Laut Tador. Karena didalamnya terdapat jenis hewan langka, mamalia, ikan, reptil, dan tanaman langka yang telah hidup ratusan tahun. Sehingga ditempat ini di jadikan lokasi cagar alam ke-12 di Sumatera Utara.
(AP/JG)