Tim Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Universitas Sumatera Utara (USU) bersama masyarakat Naga Jaya I Simpang Mangga, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun, Senin (16/12) (Analisadaily/Bambang Riyanto)
Analiasadaily (Simalungun) - Program Desa Binaan Universitas Sumatera Utara (USU) membawa dampak signifikan bagi perkembangan kesejahteraan dan kebutuhan masyarakat. Salah satunya di Desa Naga Jaya I Simpang Mangga, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun.
Melalui Klaster Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU), usaha pengolahan ayam goreng dan pembuatan roti di desa itu kian berkembang. Bantuan alat serta pelatihan manajemen keuangan dan pemasaran yang diberikan Tim Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) berdampak positif bagi usaha mikro kecil dan menengah.
Tidak hanya itu, tim juga menyumbangkan sumur bor untuk kebutuhan air bersih. Karena itu, masyarakat jadi mudah memperoleh air bersih, sehingga kesehatan lingkungan sekitar tetap terjaga.
Ketua LPPM USU, yang juga dosen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Dr Hariadi Susilo mengatakan, kegiatan Desa Binaan USU merupakan program pengabdian masyarakat yang dibiayai dari Dana Non PNBP USU TA 2019.
“Program binaan ini langsung menyentuh kebutuhan masyarakat desa sehingga membawa kebermanfaatan secara nyata,” ujar Hariadi, Senin (16/12).
Program pengembangan yang dibantu adalah usaha pengolahan daging ayam. Pada usaha itu, Hariadi dan tim menyurvei dan mentabulasi aneka kebutuhan pengembangan usaha dimaksud.
“Kami melihat usaha ini berpotensi untuk berkembang, namun karena keterbatasan alat dan tempat, usaha ini terkesan stagnan,” Sambungnya.
Berdasarkan hal itu, LPPM kemudian merenovasi tempat usaha pengolahan daging ayam, mendatangkan alat penggorengan ayam yang lebih modern, merenovasi asbes dan lantai tempat usaha sampai menyediakan banner.
Usaha lainnya yang mendapat perhatian dari adalah usaha pembuatan roti. Pada usaha ini, USU memberi bantuan
oven atau pemanas agar proses produksi pembuatan roti menjadi lebih mudah.
“Kita juga memberi pelatihan penggunaan oven dan pembuatan roti. Mulai mengolah bahan, memanggang sampai dimasukkan ke kemasan dan siap untuk dipasarkan,” ujarnya.
Selain membantu dua unit usaha tersebut, Hariadi juga menemukan persoalan air bersih yang menjadi kendala di desa itu.
“Mengatasi itu, kami mendatangkan alat penyedot air, pipa dan mata bornya. Saat ini air bersih sudah mengalir di desa tersebut. Untuk perawatan, kami juga memberikan pelatihannnya,” tambahnya.
Berkat Program Desa Binaan USU, sebuah desa yang terpencil dan tertinggal mampu memiliki daya saing dengan daerah lainnya, masyarakat lebih sejahtera karena usaha UMKM menjadi lebih baik dan kesehatan masyarakat lebih terjaga dengan kemudahan akses air bersih yang selama ini sulit didapat.
(BR/CSP)