Analisadaily - Sebagai negara kepulauan yang terluas dan terbesar di dunia, pastinya memiliki garis pantai yang cukup panjang. Tercatat Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Panjangnya mencapai 99.093 kilometer. Salah satu tanaman yang cukup banyak tumbuh dikawasan pesisir adalah mangrove atau bakau.
Langsa sebagai kota madya yang berada di kawasan pesisir Aceh memiliki kawasan hutan mengrove cukup luas. Sedikitnya ada 8.000 hektar hutan mangrove mendiami pesisir kota yang berbatasan langsung dengan Selat Melaka. Aneka mangrove yang cukup beranekaragam ini dimanfaatkan Pemko Langsa menjadi lokasi ekowisata hutan mangrove yang berada di Kuala Langsa.
Seluas 135 hektar hutan mangrove dikelola secara profesional sejak tahun 2016. Pemko Langsa menata hutan yang cukup asri ini dengan membangun sejumlah fasilitas. Diantaranya jalan trek di tengah-tengah hutan mangrove sepanjang 1.600 meter, menara pandang, spot pemotretan swafoto, dan sebagainya.
Hutan ini juga dihuni ratusan kera, aneka jenis burung, biawak, kepiting, serta biota laut lainnya. Hingga menjadikan hutan mengrove ini sebagai rumah dan tempat berkembangbiak.
Sebagai apresiasinya, pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata RI memilih Taman Hutan Mangrove atau ‘Mangrove Forest Park’ di Kuala Langsa sebagai nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) Kategori Ekowisata 2019. Taman Hutan Mangrove ini akan bersaing dengan sembilan destinasi ekowisata lainnya di Indonesia.
Dan untuk mendukung hutang mangrove ini sebagai pemenangnya, kita dapat berpartisipasi dengan memberikan apresiasi berupa Short Massage Service (SMS) dengan mengetik API spasi 9E (API 9E) dan kirim ke 99386. Pengiriman SMS ini berlangsung hingga 31 Oktober mendatang.
“Sebanyak 32 jenis mangrove telah didata di kawasan hutan mangrove kita ini, dan kemungkinan terus berkembang. Dan kami selalu pengelola akan terus melakukan pembangunan jalur atau trek yang menarik hingga pengunjung dapat menikmati keasrian ekowisata hutan mangrove di Kuala Langsa”, ujar Teuku Raja Syahrul selaku pengelola.
Mari kita lestarikan hutan mangrove, karena tanaman ini dapat menyerap karbon dan mengurangi resiko pemanasan global.