Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi memberikan keterangan usai Apel Gelar Pasukan di Lapangan Benteng Medan, Kamis (19/12). (Analisadaily/Jafar Wijaya)
Analisadaily (Medan) - Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengatakan, pihaknya akan menganggarkan dana Rp 5 miliar untuk penanganan kematian babi di Sumatera Utara. Itu dilakukan karena jumlah babi yang mati terus bertambah setelah diserang virus hog cholera dan indikasi African Swine Fever (ASF).
"Hog cholera sudah sampai 25 ribu sekian. Kita masih membatasi penyebarannya," kata Edy usai Apel Gelar Pasukan di Lapangan Benteng Medan, Kamis (19/12).
Pemerintah terus melakukan penanganan, yang pertama membentuk pos-pos supaya babi yang ada di dalam tidak keluar. Kedua, babi yang di luar tidak masuk ke kandang. Ketiga, menyiapkan alat berat, yakni ekskavator untuk mengubur bangkai babi agar tidak dibuang di sembarangan.
"Untuk anggaran sementara ini Rp 5 miliar untuk babi," ucapnya.
Lebih lanjut ia merincikan, uang sebesar Rp 5 miliar itu, digunakan untuk patroli, membentuk pos-pos untuk menutup jalan-jalan keluar masuknya babi dan menyiapkan personel dalam membantu masyarakat untuk mengubur babi yang mati.
"Untuk pemusnahan, belum. Kalau pemusnahan, Anda bayangin babi di Sumut ini hampir mencapai 2 juta. Kalau dikalikan 3 juta saja per ekor, sudah berapa itu jumlahnya," ungkapnya.
Edy menambahkan, babi yang terkena virus hog cholera maupun ASF (indikasi), masih hanya menyerang pada babi, tidak kepada binatang lain apalagi ke manusia.
"Yang pasti dikejar, apa tindakan kita terhadap wabah tersebut, kalau diberlakukan wabah nasional. Gini, China saja itu 20 tahun tidak boleh memelihara babi. 20 tahun," ujarnya.
Saat ini, pemerintah memblokir penyebaran virus dengan vaksin-vaksin. Mengenai peternak dan pengusaha yang merugi akibat kematian ribuan babi, dia menjawab dengan singkat.
"Sudah pasti rugi. Kalau wabah pasti rugi. Bagaimana upaya mengangkat kembali ekonomi mereka, kita selesaikan dulu wabah itu, baru nanti kita pikirkan bagaimana," tambah Gubsu.
Penulis: Jafar Wijaya
Editor: Christison Sondang Pane