Namun menurutnya, lalu lintas, pelayaran dan terorisme masih menjadi perhatian aparat keamanan.

Martuani mengatakan bahwa pihaknya telah mendirikan pos-pos pengamanan dan pelayanan guna mengantisipasi masalah tersebut.

"Pada Operasi Lilin kali ini kita dirikan 103 pos pengamanan dan 138 pos pelayanan. Ini akan diawaki oleh kurang lebih 7.000 personel Polri, 2.800 personil TNI dan satuan dari pemerintah provinsi maupun kabupaten," kata Martuani usai apel pergeseran pasukan dalam rangka Operasi Lilin Toba 2019 di Lapangan Merdeka, Medan, Senin (23/12).

Dia menjelaskan bahwa ancaman utama yang menjadi perhatian dalam Operasi Lilin adalah kecelakaan lalu lintas, kemacetan, serta keselamatan pelayaran di Danau Toba dan perairan lainnya.

"Khusus di Danau Toba, saya telah membuat maklumat yang harus ditaati terkait kelaikan kapal yang akan berlayar," tegasnya.

Menurutnya semua daerah menjadi perhatian aparat kepolisian dalam pengamanan dan pelayanan pada Natal dan Tahun Baru.

"Semua prioritas sesuai ancaman, tetapi kita prioritaskan untuk daerah-daerah yang punya riwayat konflik khususnya yang bernuansa SARA," ucapnya.

Selain kecelakaan, kemacetan dan pelayaran, persoalan terorisme juga menjadi prioritas aparat keamanan.

"Ancaman teroris tetap menjadi prioritas bagi kita karena kita tidak boleh lengah. Kelompok-kelompok radikal masih ada di sekitar kita. Saya juga berharap agar masyarakat turut membantu Polri dengan melaporkan pihak-pihak yang mencurigakan," imbaunya.

Martuani juga berpesan kepada personel yang melakukan pengamanan agar memperketat pengawasan di setiap gereja.

"Libatkan pihak gereja dalam melakukan pemeriksaan kepada seluruh jemaat untuk mengantisipasi terjadinya aksi teror. Saya berharap seluruh rangkaian kegiatan perayaan Natal dan Tahun Baru di Sumatera Utara berlangsung tertib dan lancar," tukasnya.

(JW/EAL)