Harris Horatius, atlet Wushu Indonesia dari YKWI Medan, peraih 1 medali emas dan 2 perak SEA Games 2019 di Manila (Dok. Harris Horatius)
Analisadaily.com, Medan – “Sudah sejauh itu, harus diselesaikan. Harus tetap tampil.” Begitu ujarnya. Kalimat itu terdengat lugas, tegas, tak ada nada keraguan. Harris Horatius (25), atlet wushu spesialis nomor golok dan toya dari Padepokan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia (YKWI), Medan, saat itu memang memilih untuk tetap konsisten.
Pagi hari, sebelum malamnya berangkat ke Manila dari Training Centre di Jakarta, ia mengalami cedera saat berlatih di nomor
duilian bersama Edgar Xavier Marvello dan Seraf Naro Siregar. Dalam olahraga wushu,
duilian adalah nomor paling seru. Ada tiga atlet yang bermain di sini. Satu orang bak "jawara" yang tengah dikeroyok dua orang "musuhnya". Mereka berduel seperti adegan dalam film-film kungfu Hongkong. Golok dan toya bersabretan dan bersliweran dimainkan atlet. Seru, tegang dan sering mengundang tepuk tangan penonton.
Nahas bagi Harris, saat berlatih, sabetan golok mitra tandingnya, tak sengaja kena ke tangan kanannya. Akibatnya, dokter harus menjahit tujuh titik luka di lengan tangannya.
“Saat memeragakan jurus memang terasa sedikit ngilu, seperti digigit-gigit semut merah,” ujarnya sembari tertawa.
Namun bukan tujuh jahitan itu yang dicemaskan. Yang bikin khawatir Harris Horatius adalah cedera pada lutut kaki kanannya. Cedera itu dialami saat ia bertanding di Kejuaraan Dunia Wushu di Shanghai, Tiongkok, Oktober 2019 lalu. Untuk memulihkan cederanya, praktis ia hanya punya waktu sekitar 2 bulan karena SEA Games 2019 dilangsungkan Desember 2019.
Cedera lutut yang dialami dalam bahasa kedokteran di sebut
medial collateral ligament (Mcl), yakni kerusakan pada ligamen yang menjaga kestabilan tulang kering.
“Masih ngerasain ngilu saat saya melakukan gerakan lompatan,” tuturnya. Harris Horatius dihubungi di Medan Sabtu (4/1). Meski bermain dengan tujuh jahitan di lengan tangan dan mengalami cedera di lutut kakinya, atlet wushu kelahiran 11 Oktober 1995 ini ternyata mampu memberikan prestasi terbaik untuk bangsa dan negara kita.
Pada SEA Games Desember 2019 itu, Harris menyumbang 1 medali emas dan 2 perak untuk kontingen wushu Indonesia. Medali emas diraih Harris saat tampil bersama Seraf Naro Siregar dan Edgar Xavier Marvelo dalam nomor duilan. Sedangkan 2 medali perak diraih untuk nomor gabungan golok dan toya (
nandao/nangun) dan nomor
nanquan.
Gerakan Wushu Indah dan Variatif
Setelah SEA Games, kini Harris Horatius tengah mempersiapkan diri menghadapi PON 2020 di Papua. Targetnya meraih emas. Harris sendiri tertarik wushu karena melihat gerakan-gerakan seni beladiri asal Tiongkok itu yang indah dan penuh variasi.
“Dari wushu saya juga belajar tentang kerja keras, kedisiplin dan pengorbanan,” tuturnya. Kini di tengah kesibukannya berlatih, ia juga tengah melanjutkan kuliahnya di Program Pasca Sarja Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Medan. Ia mengambil jurusan Kenotariatan.
Soal prestasi, Harris bisa dibilang cukup moncer. Ia pernah meraih medali emas pada Kejurnas Nasional, Kejuaraan Asia Junior. Ia juga meraih medali emas pada SEA Games 2015, PON 2016, Kejuaraan Dunia 2019.
Disela kesibukan berlatih dan kuliah, jika ada waktu luang, Harris memilih pergi ke mall atau bertandang ke kedai kopi. Menyeruput kopi, kadang teh, ternyata merupakan hobi sulung dari 3 bersaudara itu.