Damiri Mahmud (Tempo.co)
Analisadaily.com, Binjai - Sastrawan se-Indonesia secara kolektif akan membuat kumpulan puisi untuk sastrawan asal Sumatera Utara, Damiri Mahmud.
Kegiatan pengumpulan puisi itu diinisiasi oleh Komunitas Sastra Masyarakat Binjai (Kosambi).
Informasi yang diterima
Analisadaily.com, Senin (13/1), sedikitnya 49 penyair sudah mengirimkan puisinya. Di antaranya D Zawawi Imron (Jawa Timur), Iman Sembada (Jawa Barat), Isbedy Setiawan ZS (Lampung), Yudhistira ANM (Jakarta) dan lainnya.
Tidak hanya dari dalam negeri, penyair asal Malaysia, Roslan Madun, juga ikut berkontribusi dalam mengenang Damiri. Jumlah tersebut diprediksi terus bertambah sebab batas waktu pengiriman sampai 20 Januari 2020.
Pengurus Kosambi, Suyadi San mengatakan, setelah penerbitan direncanakan akan dilaksanakan acara sastra mengenang Damiri Mahmud sekaligus prosesi peluncuran buku antologi puisi.
"Penerbitan buku antologi bersifat sukarela. Kepada setiap penyair yang mengirimkan karya akan diberikan satu buku antologi puisi sebagai kenang-kenangan," ujar Suyadi.
Damiri Mahmud sendiri meninggal di usia 74 tahun. Lahir di Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang pada 17 Januari 1945 dan meninggal pada 30 Desember 2019.
Di antara karyanya adalah "Rumah Tersembunyi Chairil Anwar" (2014/2018), "Menafsir Kembali Amir Hamzah" (2012/2017) dan "Halakah Panggang" (2018).
(BR/EAL)