REM dan Donald Trump (Aceshowbiz)
Analisadaily.com, Amerika Serikat – Band rock ternama seperti REM bertekad untuk menghentikan Presiden AS, Donald Trump yang selalu menggunakan lagu-lagu mereka di aksi kampanye.
Trump, seorang pengusaha yang berubah menjadi politisi ini dilaporkan memainkan lagu-lagu hit REM, ‘Everybody Hurts’ dan ‘Losing My Religion’ pada pertemuan pemilihan ulang di Milwaukee, Selasa (14/1).
Merasa tidak senang dengan itu, bassis REM, Mike Mills mem-posting kemarahannya ke akun Twitter, yang dengan tegas menyatakan, dia dan teman-teman bandnya akan mempertimbangkan langkah untuk mengambil tindakan hukum.
"Kami sadar bahwa Presiden @realDonaldTrump terus menggunakan musik kami di rapat umum. Kami sedang menjajaki semua jalan hukum untuk mencegah hal ini. Tetapi jika itu tidak mungkin, ketahuilah, kami tidak memaafkan penggunaan musik kami oleh penipu dan penipu ini,” tulis Mills dilansir dari
Aceshowbiz, Jumat (17/1).
Pada tahun 2015, ban ini, yang dibubarkan tahun 2011, juga berbicara dengan bersikukuh, mereka tidak mengizinkan atau membiarkan penggunaan lagu mereka oleh Trump.
Beberapa hari sebelum posting terbarunya mengenai POTUS ke-45, Mills menyebut Trump sebagai ‘idiot gila’ yang ‘menyewakan pasukan sebagai tentara bayaran’, setelah politisi berbicara kepada Arab Saudi.
“Kau negara sangat kaya. Anda ingin lebih banyak pasukan? Saya akan mengirimnya kepada Anda, tetapi Anda harus membayar kami,” tulisnya.
Tidak hanya REM, Rihanna, Pharrell Williams, Guns N 'Roses, Steven Tyler dan Adele adalah beberapa di antara mereka yang juga meminta Presiden untuk berhenti memainkan musik mereka diacara demonstrasi.
(CSP)