Perhatian Guru Itu Tak Pernah Lekang

Perhatian Guru Itu Tak Pernah Lekang
Master Supandi Kusuma dan Juwita Niza Wazni (Analisadaily/J Anto)

Analisadaily.com, Medan - Minggu (12/1) siang, di lantai dua rumah makan Meet Mee Jalan Teuku Umar, Medan, Master Supandi Kusuma tengah asyik menikmati mie original Hongkong. Sejumlah atlet wushu dari Padepokan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia (YKWI) Medan ikut serta, juga sejumlah pengurus Pengprov Wushu Sumut.

Supandi Kusuma duduk sebangku dengan atlet wushu spesialis nomor Taiji yang pernah dilatihnya langsung, Fredy, Ketua Pengprov Wushu Sumut Darsen Song dan Bendahara Sujito Sukirman.

Seorang perempuan berjilbab, tiba-tiba mendatangi kearahnya dan langsung mengangsurkan tangannya.:

"Siang laoshi......." ujar perempuan itu dengan senyum mengembang.

"Siang.......," ujar Supandi Kusuma. Ia lalu meletakkan sumpitnya. Menyalami perempuan muda itu. Sejurus, ditatapnya gadis yang di hadapannya itu. Ada rasa pangling.

"Desy ya?" tebaknya.

"Bukan laoshi, Niza....."

"Oh Niza? Wahh kamu sekarang gemukan ya....." ujarnya Supandi Kusuma, wajahnya langsung berseri-seri.

Niza, atau lengkapnya Juwita Niza Wazni tersenyum tersipu. Pasca Asian Games 2018 di Jakarta, inilah perjumpaan pertama Master Supandi Kusuma dengan atlet binaannya di Padepokan YKWI Medan. Niza bergabung di YKWI sejak umur 12 tahun. Sebelumnya ia lebih menekuni olahraga senam, namun atas saran pamannya, ia kemudian beralih menekunin wushu dengan bergabung ke Padepokan YKWI Medan.

Niza adalah peraih medali emas nomor nanquan dan nandao pada Asian Games 2014 di Incheon Korea Selatan. Namun pada Asian Games 2018 di Jakarta ia gagal mengulangi prestasi terbaiknya. Saat mengikuti Pelatnas PB WI di Tiongkok, ia mengalami cidera pada paha kaki kirinya.

Baru berkisar 5 bulan dalam masa pemulihan, saat kembali mengikuti pelatnas Pra PON 2019 di Jakarta, dua hari jelang pertandingan, ia kembali mengalami cidera. Kali ini di lutut kanannya.

"Karena cidera kaki kiri belum pulih sepenuhnya, saat itu saya lebih berlatih menggunakan tenaga dari kaki kanan, tapi akibatnya kaki kanan saya juga cidera," tutur Niza.

Mendengar penuturan atlet binaannya, Supandi Kusuma mengaku kaget. Masa pemulihan cidera biasanya 6 bulan dan selama masa pemulihan atlet harus istirahat total. "Wah, kalau masih lima bulan, sebenarnya kamu tak boleh berlatih berat dulu, pelatihmu harusnya tahu itu," ujar Supandi Kusuma.

Soal perhatian terhadap keselamatan atlet, peraih DAN VIII itu memang dikenal sangat teliti. Ketika memimpin PB WI, ia bekerjasama dengan dokter spesialis dari Pinang yang khusus berpengalaman menangani cidera atlet. Dokter akan memberikan saran kepada pelatih bagaimana memberi porsi latihan pada atlet yang tengah mengalami masa pemulihan.

"Kalau masa pemulihannya baru lima bulan, kamu hanya bisa latihan yang ringan-ringan,"ujarnya. Jika dipaksakan maka akibatnya fatal, seperti terjadi pada Niza.

Angkat Beban
Kini sejak Januari 2020, Niza mulai kembali berlatih di Padepokan YKWI Medan. Supandi Kusuma menganjurkan Niza agar lebih dulu berlatih mengurangi berat badannya agar ideal kembali.

Niza disarankan berlatih angkat beban. Tujuannya agar lemak tubuhnya tersedot menjadi otot-otot lengan dan kakinya. Untuk melatih jurus, ia berharap Sandry Liong bisa kembali melatih Niza.

Pada pelatnas Asian Games 2018 yang diadakan PB WI di Jakarta, Sandry Liong memang mengundurkan diri sebagai pelatih karena pelatnas dipindah ke Jakarta, bukan di Padepokan YKWI Medan.

"Akan lebih bagus lagi jika pelatih Tiongkok yang dulu melatih Sandry Liong juga bisa ikut melatih Niza," ujar Supandi Kusuma. Niza sendiri saat ini mengaku belum berani melakukan lompatan, menunggu sampai masa pemulihannya tuntas.

"Tapi kamu harus tetap semangat ya Niza....."ujar Master Supandi Kusuma memberi semangat kepada Niza. Ditanya soal target pada PON 2020, Niza mengaku pokoknya akan memberikan yang terbaik.

"Kamu pindah saja jadi atlet taiji," ujar Master Supandi Kusuma bercanda. Mendengar gurauan pembinanya, Niza tersenyum simpul.

Siang itu, Supandi Kusuma sebenarnya tengah ditraktir makan siang oleh Harris Horatius, atlet binaan Padepokan YKWI yang baru meraih 1 medali emas dan 2 medali perak pada SEA Games 2019 Desember lalu di Philipina. Acara makan siang dihadiri senioran dan atlet YKWI seperti Heriyanto-Ace, Charles Sutanto, Nicholas, Wilbert Sanjaya, Dwi Arimbi, Phoon Chee Kong, Anton Hakim, Fuliana dan Linda.

Rasa bahagia memancar dari raut wajah Supandi Kusuma selama berkumpul, menyantap makanan ringan, dan bersendau gurau dengan atlet-atlet wushu yang telah dibinanya sejak masih bocah. Dan rasa bahagia siang itu, seolah makin terasa lengkap dengan kehadiran Juwita Niza Wazni, yang juga berkabar tentang Lindswell Kwok yang baru punya momongan baru.

Editor:  J Anto

Baca Juga

Rekomendasi