Direktur Perusahan Daerah (PD) Pembangunan, Putrama Al Khairi, memberikan keterangan usai meninjau kematian seekor gajah di Medan Zoo, Sabtu (24/1) (Analisadaily/Jafar Wijaya)
Analisadaily.com, Medan – Kematian gajah di Medan Zoo pada Sabtu (25/1) pukul 10.30 WIB, selain karena faktor usia, satwa dilindungi ini juga sudah tidak mau makan sejak 3 hingga 4 hari yang lalu.
Direktur Perusahan Daerah (PD) Pembangunan, Putrama Al Khairi mengatakan, sebelum mati, gajah bernama Neneng ini nafsu makannya berkurang sejak sepekan terakhir.
"4 Hari lalu sudah berkurang nafsu makannya. Dia mulai memilih makanan. Bahkan 2 hari terakhir mulutnya sudah tertutup," kata Putrama, Sabtu (25/1).
Melihat kondisi Neneng yang menutup mulut, pengelola kebun binatang bersama dengan dokter hewan kemudian mengambil langkah memberikan infus.
"Karena 2 hari terakhir mulutnya nutup terus, kita kemudian memberikan infus yang dicampur dengan vitamin dan antibiotik," ucap Putrama.
Putrama mengungkapkan, makanannya sangat berlimpah. Dibandingkan hewan koleksi yang lain, gajah dinilai memiliki makanan yang berlimpah.
"Kalau hewan lain dikurung, hanya diberikan makanan sesuai standar dari dokter hewan. Kalau gajah, selain dapat makanan standar, juga mendapat makanan dari lokasi di tempatkan. Jadi lebih dari cukup," ungkapnya.
Pasca kematian Gajah Neneng, Putrama menjelaskan, saat ini koleksi gajah di Medan Zoo hanya tersisa satu ekor. Gajah yang tersisa itu masih aktif, namun sudah berusia 50 tahun.
"Kedepan kita akan ajukan permintaan gajah kepada BBKSDA. Kita minta sepasang, dan segera kita surati," jelasnya.
Gajah berjenis kelamin betina yang berusia 55 tahun itu mati di Medan Zoo pada Sabtu (25/1) pukul 10.30 WIB.
Faktor usia diduga menjadi penyebabnya. Hal ini diungkapkan dokter hewan Medan Zoo, Sucitrawan.
"Pertama faktor usia lah yang kita tahu, kita kan baru bongkar (autopsi) ini. Mungkin setelah autopsi kita tahu penyebab pastinya," ucap Suci.
(JW/CSP)