“Saya sudah janji untuk memperhatikan kesejahteraan guru. Saat ini, kecerdasan anak bangsa, satu hal penting. Dan kecerdasan itu karena guru yang mengajar,” kata Edy di hadapan sejumlah Pengurus PGRI Sumut yang dipimpin Abdul Rahman Siregar, di Kantor Gubernur, Jalan Pangeran Diponegoro, Medan, Senin (3/2).

Untuk menghasilkan generasi yang cerdas dibutuhkan kesungguhan, keseriusan, dan integritas dari seorang guru. Karena itu, Edy menegaskan bahwa hal yang paling harus dihindari adalah faktor subjektif. Sebab bukan tidak mungkin siswa berprestasi dengan perekonomian kurang mampu luput dari perhatian pemerintah.

“Mari kita berpikir objektif. Jangan karena kedekatan, lantas yang tidak potensial dipaksakan,” sebutnya.

Karena itu pula, Edy meminta kepada PGRI sebagai organisasi perjuangan sejak awal kemerdekaan RI untuk mencari dan mendata siapa saja siswa yang cerdas dan hebat, namun orang tuanya kurang mampu untuk jadi perhatian pemerintah.

“Saya mau begini, bila perlu kita sekolahkan dia ke Medan. Makanya saya minta, tolong hilangkanlah sogok menyogok. Karena anak saya sendiri, tidak mau saya buat begitu. Padahal kalau saya mau, itu tidak sulit,” tegasnya.

Selain itu, untuk perbaikan kualitas belajar dan pendidikan di Sumut sangat diperlukan masukan dari para ahli seperti organisasi PGRI. Menurutnya, masih banyak hal yang menjadi ‘PR' dalam mendidik generasi muda saat ini, dimana tugas penting itu juga berada di tangan guru.

“Kita harus diskusikan ini bersama, bagaimana memperbaiki kualitas belajar siswa,” sebut Edy.

Ketua PGRI Sumut, Abdul Rahman Siregar, bersama Wakil Sekretaris, Shafwan Hady Umry, beserta pengurus lainnya, menyambut baik apa yang diinginkan oleh Gubernur. Sebab sejatinya, peran guru untuk mencerdaskan kehidupan bangsa harus jadi prioritas pemerintah melalui perhatian kepada kesejahteraan, khususnya guru honor.

“Kami akan bangga jika 8.500 guru honorer sekarang ini, yang juga anggota PGRI bisa jadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Karena itu kami sampaikan terima kasih kepada Gubernur yang sudah memperhatikan guru honorer dengan menaikkan honor menjadi lebih besar,” ungkapnya.

Wakil Sekretaris PGRI Sumut, Shafwan Hady Umry, mengemukakan, perlu ada juga penekanan terhadap materi ajar bermuatan lokal. Mengingat potensi budaya yang ada di hampir seluruh kabupaten/kota perlu disampaikan kepada generasi penerus.

“Kami serahkan buku ini sebagai literasi budaya kearifan lokal. Kita tidak boleh lengah dengan ini, karena akan banyak manfaatnya,” tutupnya.

(RZD)