Pelaksana tugas Wali Kota Medan, Akhyar Nasution bersama Kasubdit Angkutan Umum Ditjen Hubdat Kementrian Perhubungan, Hadi Setyabudi, saat menguji Lintasan Transportasi Massal, Rabu (5/2) (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Lintasan Transportasi Massal Skema Buy The Service (BTS) diuji Pelaksana tugas Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, pada Rabu, 6 Februari 2020. Karena, lintasan ini akan dioperasikan April mendatang, menggunakan 81 unit bus.
Pengujian lintasan bus massal ini dilakukan Akhyar bersama Kasubdit Angkutan Umum Ditjen Hubdat Kementrian Perhubungan, Hadi Setyabudi, Ketua Organda Medan, Montgomery Munthe, Kadishub Sumut, Abdul Haris, Kadishub Kota Medan, Iswar Lubis.
Akhyar menguji lintasan Koridor 2, yang melayani rute Lapangan Merdeka-Terminal Amplas dengan berjarak sekitar 9.6 Km. Selain ingin melihat kelancaran, pengujian juga dilakukan dalam rangka melihat waktu tempuh bus.
Dengan kecepatan normal, membutuhkan waktu sekitar 20 menit hingga Terminal Amplas.
“Alhamdulillah, kita mengusulkan delapan koridor, namun 5 koridor yang disetujui Kementrian Perhubungan. Insya Allah ini akan terus berkembang. Kemudian Terminal Amplas saat ini sedang dalam proses tender dan rencananya awal April dimulai pembangunan,” kata Akhyar usai ujicoba.
“Nantinya Terminal Amplas akan memiliki fasilitas setaraf dengan bandara,” sambungnya saat tiba di Terminal Amplas usia pengujian lintasan Koridor 2.
Akhyar menyebut, ini merupakan program pengembangan angkutan massal di kawasan perkotaan dengan skema pembelian layanan dari Kementerian Perhubungan. Hadirnya moda transportasi ini, kata dia, diharapkan dapat lebih memenuhi kebutuhan serta keinginan masyarakat.
“Di samping itu juga sebagai upaya mengurai kemacetan yang selama ini terjadi di Kota Medan,” ujar mantan anggota DPRD Medan ini.
Apabila sistem ini berjalan lancar, lanjutnya menjelaskan, segera diikuti dengan pembangunan interkoneksi antar moda untuk memudahkan masyarakat yang berangkat dari rumah tidak perlu ganti moda angkutan hingga sampai tujuan dengan melibatkan angkutan kota.
“Jadi tidak akan ada yang dirugikan dalam sistem ini,” jelasnya.
Gratis Tahun Pertama
Akhyar menjelaskan, tahun pertama operasi akan digratiskan. Artinya, masyarakat yang menggunakan moda angkutan skema BTS tidak akan dikenakan biaya.
“Tetapi harus memakai kartu e-money untuk menggunakan moda transportasi ini. Walaupun menggunakan kartu e-money tapi tidakakan dikenakan tarif atau nol saldo. Tujuannya untuk mengedukasi masyarakat agar terbiasa menggunakan kartu e-money ketika moda angkutan ini nantinya dikenakan tarif,” paparnya.
Penumpang akan dinaikkan dan diturunkan di halte atau bus stop. Dari seluruh koridor yang akan mendukung kelancaran transportasi massal dengan skema BTS akan memiliki 400 buah halte atau bus stop. “Tempat yang tidak dapat dibangun halte, solusinya menggunakan bus stop,” terangnya.
Bebas Lampu Merah
Dikatakannya, bus akan berangkat setiap 10 menit sekali dan tepat waktu. Meskipun tidak ada penumpang, bus tetap berjalan. Kemudian bus berhenti di setiap halte atau bus stop, masing-masing jarak halte atau bus stop 500 meter.
Bus yang dioperasiokan nantinya kapasitas 19 seat dan 15 orang untuk berdiri. Yang membuat moda transportasi ini berbeda dengan lainnya, karena memiliki teknologi.
“Setiap kali melintasi traffic light, lampu langsung berubah hijau sehingga bus tidak berhenti. Dengan demikian warga yang menggunakan jasa moda transport ini tidak akan pernah terjebak dengan lampu merah,” tuturnya.
Hadi Setyabudi menerangkan, Kemenhub memberikan bantuan kepada kota besar di Indonesia, termasuk Kota Medan, program pengembangan angkutan massal dengan skema BTS.
Lima Rute
Untuk Kota Medan, jelasnya, moda transportasi massal ini beroperasi pada April 2020 dengan melayani 5 Koridor.
"Kemenhub menyediakan anggaran sebesar Rp 50 miliar untuk moda transportasi massal skema BTS, berarti anggaran 1 koridor sebesar Rp 10 miliar. Tahun pertama operasi, moda ini gratis. Semoga kehadiran ini dapat melayani dengan baik sehingga memuaskan masyarakat” harap Hadi.
Koridor 1, rute Terminal Pinang Baris-Lapangan Merdeka sepanjang 9.7 Km dengan 46 buah halte dan dilayani bus besar sebanyak11 unit.
Koridor 2, rute Lapangan Merdeka-Terminal Amplas dengan berjarak sekitar 9.6 Km jumlah halte sebanyak 56 buah dan dilayani bus besar sebanyak 11 unit.
Koridor 3, rute Belawan-Lapangan Merdeka dengan panjang 24.1 Km dan memiliki 112 halte serta dilayani bus besar sebanyak 21 unit.
Koridor 4, rute Tuntungan-Lapangan Merdeka sepanjang 18.1 Km dengan memiliki halte sebanyak 87 buah dengan dilayani 17 unit buah.
Koridor 5, rute Tembung-Lapangan Merdeka sepanjang 8,3 Km dan memiliki 42 buah halte serta dilayani bus besar 10 unit.
(CSP)