Presiden dan 11 Menteri Bakal Hadiri Kenduri Kebangsaan

Presiden dan 11 Menteri Bakal Hadiri Kenduri Kebangsaan
Ketua Forbes Anggota DPR/DPD RI asal Aceh, M. Nasir Djamil (kanan), Steering Committee Kenduri Kebangsaan, Teuku Taufiqulhadi (tengah) dan Direktur Eksekutif Yayasan Sukma, Ahmad Baedowi (kiri) (Analisadaily/Muhammad Saman)

Analisadaily.com, Bireuen - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan menghadiri Kenduri Kebangsaan yang digelar di Sekolah Unggul Sukma Bangsa, Kabupaten Bireuen, Aceh, Sabtu (22/2).

Selain itu, kegiatan yang digelar oleh Yayasan Sukma dengan Forum Bersama (Forbes) Anggota DPR dan DPD RI asal Aceh ini juga akan dihadiri 11 menteri Kabinet Indonesia Maju.

Menteri yang dijadwalkan hadir antara lain Menkopolhukam Mahfud MD, Mendagri Tito Karnavian, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri KLHK Siti Nurbaya, Menkominfo Johnny G. Plate, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Agama Fachrul Razi, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama.

Ketua Forbes Anggota DPR-DPD RI asal Aceh, M. Nasir Djamil menjelaskan, digelarnya Kenduri Kebangsaan ini berawal dari pertemuan santai antara Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh, dan sejumlah tokoh masyarakat Aceh di Jakarta.

"Kita bersilaturahim dengan masyarakat Aceh di Jakarta bagaimana melakukan sesuatu, salah satunya yang paling menonjol kenduri," ujar Nasir, Sabtu (15/2).

Pada kenduri kebangsaan itu, jelasnya, akan melibatkan semua masyarakat Aceh. Karena ini merupakan bagian dari konsolidasi kebangsaan. Apalagi ini masih bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW.

"Karena itu kami mengundang berbagai elemen masyarakat, termasuk insan media, agar dapat menyaksikan kenduri kebangsaan ini sebagai bagian dari momentum pulang kampung membangun Aceh," ujar Nasir Djamil.

Kegiatan ini, tambahnya, memiliki urgensi untuk meningkatkan kembali semangat masyarakat Aceh dan segenap elemen pemangku kebijakan, termasuk ulama dan elite politik di Aceh agar dapat membangkitkan kembali posisi kesejarahan Aceh dalam konteks NKRI melalui keteladanan pejuang Aceh.

Meskipun saat ini Aceh memiliki kekhususan, dari segi politik punya partai lokal dan keistimewaan karena ada kelembagaan keistimewaan Aceh. Namun pertumbuhan ekonomi dan kehidupan sosial keagamaan di Aceh belum sepenuhnya membaik.

"Karena itu seluruh elemen dan elite politik di Aceh harus membangkitkan kembali posisi kesejarahan Aceh dalam konteks NKRI melalui keteladanan yang pernah ditunjukkan para salafusshalih Aceh. Kami di sini melihat urgensi program pulang kampung membangun Aceh melalui kenduri kebangsaan," tetangnya.

Steering Committee Kenduri Kebangsaan, Teuku Taufiqulhadi menyebutkan, dalam Kenduri Kebangsaan tersebut, ada tiga tujuan utama.

Pertama, membangun kembali semangat keacehan, keislaman dan keindonesian. Kedua, ingin mempersatukan seluruh elemen masyarakat Aceh. Ketiga, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait keacehan sebagai suatu warna dan kekayaan bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dikembangkan.

Dalam acara yang bertemakan 'Dari Aceh untuk Indonesia' itu nantinya akan disembelih sepuluh ekor sapi, yang akan dimasak dengan khas Aceh, yakni kuah beulangong.

"Nanti juga ada penyajian dalam bentuk hidangan talam meulapeh," ungkapnya.

Direktur Eksekutif Yayasan Sukma Ahmad Baedowi mengatakan, digelarnya Kenduri Kebangsaan di Bireuen mengingat daerah tersebut pernah menjadi ibukota Pemerintah RI pada saat kondisi darurat pasca merdeka.

"Walau hanya dua hari saja atau 48 jam," jelasnya.

Alasan lainnya, Bireuen merupakan kota pendidikan tertua di Aceh. "Sekolah Sukma Bangsa (SSB), juga menempatkan Bireuen sebagai tempat pertama pembangunan sekolah bangsa pertama. Saat ini SSB memiliki tiga sekolah, yakni Bireuen, Pidie, dan Lhokseumawe," pungkasnya.

(MHD/EAL)

Baca Juga

Rekomendasi