Danau Toba (Analisadaily/Jafar Wijaya)
Analisadaily.com, Parapat - Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) terus melakukan inovasi untuk pengembangan pariwisata termasuk melalui wisata edukasi.
Wisata edukasi diharapkan menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun mancanegara untuk datang ke danau vulkanik terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Untuk mewujudkan program tersebut BOPDT melakukan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk 'Pengembangan Paket Wisata Edukasi di Danau Toba' yang dihadiri perwakilan delapan kabupaten di kawasan Danau Toba.
Selain itu juga hadir Direktur BOPDT, Arie Prasetyo, dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) diwakili Kepala Bidang Ekowisata, Gunawan Wimbawa.
Founder dan CEO Wisata Sekolah.com, Irwan Tamrin mengatakan, Danau Toba sudah memiliki 'nama' bagi wisatawan domestik hingga mancanegara. Namun menurutnya jika tidak ada wisata edukasi maka bisa menjadi boomerang. Untuk itu perlu disiapkan paket-paket wisata edukasi yang menarik.
"Dalam waktu dekat Danau Toba akan menjadi UNESCO Global Geopark. Salah satu elemen dari geopark ini adalah wisata edukasi, artinya bagaimana caranya mengedukasi tentang Danau Toba sebagai geopark kepada dunia. Namun bagaimana mungkin mengenalkan geopark tersebut kepada banyak orang namun di satu sisi program wisata edukasinya belum dikelola secara maksimal," kata Irwan, Minggu (16/2).
Lebih jauh Irwan menyebut tantangan untuk mewujudkan wisata edukasi Danau Toba yang berada di delapan kabupaten yaitu Toba Samosir (Tobasa), Tapanuli Utara (Taput), Humbang Hasundutan (Humbahas), Samosir, Dairi, Karo, Pakpak Bharat dan Simalungun.
Artinya, pemerintah daerah di delapan kabupaten ini harus memiliki visi yang sama untuk mengangkat Danau Toba. Tidak bisa hanya didukung oleh dua atau tiga kabupaten saja," tegasnya.
"Masing-masing dari delapan kabupaten memiliki keunikan yang berbeda sehingga wisata edukasinya bisa dijadikan andalan untuk memajukan danau ini," terangnya.
Menurut Irwan, banyak paket wisata edukasi yang dijual oleh agen travel atau pelaku wisata. Akan tetapi, wisata edukasi yang ditawarkan masih terbilang sederhana. Sebagai contoh, pengenalan menanam padi, peternakan ayam atau sapi, dan lainnya. Namun kaitannya dengan geopark bagaimana?
"Oleh sebab itu, harus dibuat paket wisata edukasi yang komprehensif atau lebih menyeluruh. Misalnya untuk tingkat taman kanak-kanak apa? Lalu untuk tingkat sekolah dasar beda lagi. Begitu juga tingkat sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas hingga perguruan tinggi," ucapnya.
Dengan demikian, apabila ada wisatawan dari level manapun ingin ke Danau Toba maka ada banyak pilihan yang disesuaikan.
"Pariwisata Danau Toba memiliki branding yang tidak dimiliki negara-negara di dunia. Sebab, satu-satunya lokasi wisata dari hasil gunung merapi yang meletus begitu dahsyat. Karenanya, ketika ada mahasiswa atau peneliti-peneliti yang ingin melakukan penelitian gunung meletus yang dahsyat maka di tempat lain tidak bisa dan hanya ada di Danau Toba," jelas Irawan.
Menurutnya paket wisata edukasi di Danau Toba tidak bisa hanya dibuat dua atau tiga hari, paling tidak lima hari untuk wisatawan domestik.
"Lain lagi bagi wisatawan mancanegara, minimal harus lebih dari 10 hari karena dengan begitu bisa didatangi wisata edukasi di delapan kabupaten yang mengelilingi Danau Toba. Apalagi, waktu paket edukasinya sampai 20 hari. Kalau kita lihat
study tour di negara-negara Eropa, ada yang waktunya sampai 20 hari," tukasnya.
Sementara Kepala Bidang Ekowisata Kemenparekraf, Gunawan Wimbawa mengatakan, mengembangkan wisata edukasi di Danau Toba memiliki potensi yang sangat besar karena targetnya berbagai level pendidikan. Mulai dari tingkat dasar, menengah hingga perguruan tinggi.
Namun demikian, dalam mengembangkannya tidaklah mudah karena harus melibatkan berbagai lintas sektoral. Artinya, tidak hanya Kementerian Pariwisata saja tetapi juga kementerian terkait, lembaga hingga masyarakat.
Dirut BOPDT, Arie Prasetyo, menambahkan dengan adanya wisata edukasi dapat mempromosikan Danau Toba ke kancah dunia. Apalagi pengembangan pariwisata Danau Toba menjadi prioritas pemerintah.
"Dengan adanya wisata edukasi ini nantinya kunjungan wisata semakin meningkat," tukasnya.
(JW/EAL)