Jumlah Kematian Akibat COVID-19 Menjadi 2.715 Orang

Jumlah Kematian Akibat COVID-19 Menjadi 2.715 Orang
Seorang pria mengenakan masker di stasiun metro di Beijing ketika negara tersebut terkena wabah corona (REUTERS/Thomas Peter)

Analisadaily.com, China – Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan pada hari ini, Rabu, 26 Februari 2020, ada 52 orang meninggal dunia akibat virus corona atau COVID-19. Disebutkan, ini angka terendah dalam tiga pekan terakhir, dan jumlah kematian di negara itu menjadi 2.715 orang.

Lembaga nagara itu juga menyatakan, semua kematian baru berada di pusat wabah provinsi Hubei, yang merupakan 401 dari 406 infeksi baru yang dilaporkan. Dan itu membuat jumlah total kasus yang dikonfirmasi di China daratan sejauh ini menjadi 78.064 orang.

Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (26/2), jumlah kasus baru telah menurun di China, dengan beberapa provinsi melaporkan nol infeksi baru dalam beberapa hari terakhir. Hanya lima kasus yang dilaporkan di luar episentrum, yang terendah dalam lebih dari sebulan.

Tetapi, penyakit yang berasal dari ibu kota Hubei, Wuhan, akhir tahun lalu dan telah menginfeksi lebih dari 78.000 di China itu, kini telah menginfeksi puluhan negara.

Korban tewas di Korea Selatan naik menjadi 12 pada hari Rabu, karena jumlah total infeksi di negara itu naik menjadi 1.146, sejauh ini merupakan yang terbesar di luar China.

Selanjutnya Italia, yang telah melaporkan 10 kematian dan lebih dari 300 kasus telah mengunci 11 kota. Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, menyampaikan langkah-langkah itu bisa berlangsung berminggu-minggu.

Sementara upaya penahanan Beijing awalnya berfokus pada pemantauan dan membatasi perjalanan di dalam negeri, kekhawatiran berkembang, bahwa kasus-kasus di luar negeri dapat memperkenalkan kembali wabah baru ke China.

Pihak berwenang di kota Nanjing mengkarantina 94 orang dalam penerbangan yang tiba dari Seoul, Selasa, setelah tiga orang di pesawat itu dinyatakan menderita demam.

Virus ini telah menewaskan lebih dari 2.600 orang di China. Di seluruh dunia, ada lebih dari 40 kematian dan 2.700 kasus. Pada hari Selasa, seorang pejabat kesehatan terkemuka memperingatkan dunia sama sekali tidak siap untuk mengandung virus.

Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, puncak di China terjadi antara 23 Januari dan 2 Februari dan jumlah kasus baru di sana telah menurun sejak saat itu.

Namun, pakar WHO, Bruce Aylward, pemimpin misi gabungan WHO-China, memperingatkan Senin tentang wabah di negara lain meningkat pada tingkat pertumbuhan eksponensial.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi