Aklamasi, Muhammad Nurlif Kembali Pimpin Golkar Aceh

Aklamasi, Muhammad Nurlif Kembali Pimpin Golkar Aceh
Teuku Muhammad Nurlif menerima bendera pataka usai terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Aceh periode 2020-2025 di Musda XI, Rabu (4/3) (Analisadaily/Muhammad Saman)

Analisadaily.com, Banda Aceh - Ketua Dewan Perwakilan Daerah I Partai Golkar Aceh periode 2015-2020, Teuku Muhammad Nurlif, terpilih kembali secara aklamasi pada Musyawarah Daerah (Musda) XI poada tanggal 4-5 Maret 2020.

Aklamasi terjadi setelah calon ketua lainnya, yaitu Teuku Husein Banta yang merupakan Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD Partai Golkar Aceh, mundur dari pencalonan, beberapa saat usai pertemuan dengan DPP Partai Golkar, Azis Syamsuddin.

Pertemuan itu menyiarkan pertemuan ketua aklamasi. Selain itu, disetujui juga akan disetujui oleh semua kader.

Husein Banta menyatakan, ia tidak akan mengajukan diri sebagai calon ketua Nurlif, usai Musda XI Golkar Aceh dibuka oleh Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Azis Syamsudin. Alasannya, demi solidaritas partai.

Padahal, satu hari sebelum Musda berlangsung, Husein dengan tegas menyatakan siap maju dari Partai Golkar Aceh, dan mengklaim meraih lebih dari 60 persen dukungan dari DPD II Partai Golkar se-Aceh.

Banyak peserta Musda XI Partai Golkar Aceh yang kecewa, mundurnya Husein Banta mendadak mundur dari bursa pencalonan ketua, yang diduga terlibat intervensi dan campur tangan dari DPP Golkar.

Namun, itu langsung dibantah Husein, yang meminta tidak ada intervensi, tetapi ia tidak maju dalam pemilihan ketua demi kepentingan, agar Golkar Aceh tetap solid, sehingga ketua terpilih terpilih aklamasi.

"Bukan, tidak ada tekanan atau intervensi. Tidak maju, ini murni pertimbangan saya kepentingan kepentingan jauh lebih penting dari kepentingan diri saya sendiri. Kita sudah hitung kiri kanan, atas bawah, tetapi akhirnya kebutuhan kita adalah bagaimana membesarkan Partai Golkar, agar tetap padat, "jelas Kareem.

Ia mengaku, sebelum Musda dibuka, sudah diundang dan duduk bersama DPP. Dalam pertemuan itu, hanya ngobrol santai, tidak ada arahan dan tekanan apa pun.

"Saya dibuka dan dengan DPP, kita ngomong, ngobrol, kita lihat di mana lebih dan banyak, akhirnya ya itu lah keputusannya, tidak maju," bebernya.

Pernyataan Wakil Ketua DPP Partai Golkar, Azis Syamsuddin seusai acara pembukaan Musda partai juga meminta Musda dilaksanakan oleh musyawarah dan mufakat.

"Mudah-senang, kita selalu mengedepankan azas-azas musyawarah yang terkandung dalam Pancasila, kita sebagai simbol-simbol partai harus kita jaga, mudah-mendapat dukungan," kata Azis Syamsudin yang juga Wakil Ketua DPR RI.

(MHD/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi