Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Novie Riyanto dan Director International Relations of Ministry of Infrastructure and Water Management Netherlands, Peter Diez (Analisadaily/Sutrisno)
Analisadaily.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia yang diwakili Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, menjajaki kerja sama di bidang transportasi udara dengan Pemerintah Belanda.
Penjajakan kerja sama dilakukan melalui Forum Penerbangan Sipil yang berlangsung di Hotel Shangrila, Jakarta, Selasa (10/3).
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Novie Riyanto, menyampaikan penghargaan atas kolaborasi antara Kedutaan Besar Indonesia di Den Haag dan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Jakarta dalam menyelenggarakan forum penerbangan sipil ini.
"Kami Direktorat Jenderal Perhubungan Udara percaya bahwa forum ini akan menjadi salah satu upaya besar untuk lebih meningkatkan hubungan antara Indonesia dan Belanda di bidang penerbangan sipil," ujar Novie.
Novie menambahkan, penerbangan sipil kedua negara ini memiliki sejarah panjang. Dua catatan yang paling terkenal adalah KLM Royal Dutch Airline yang melakukan penerbangan antar benua pertama dari Amsterdam ke Batavia pada 1 Oktober 1924.
Kemudian Anthony Fokker, perintis penerbangan Belanda yang terkenal dan memiliki pabrik pesawat terbang lahir di Indonesia, yakni di Blitar, Jawa Timur.
Dengan sejarah yang luar biasa itu, Indonesia memiliki keinginan untuk mengeksplorasi potensi kerja sama di bidang penerbangan.
"Penerbangan sipil Indonesia sendiri kini telah berevolusi. Secara bertahap mengembangkan dan menerima sejumlah prestasi. Antara lain, Indonesia menerima skor implementasi yang efektif dari hasil audit keselamatan penerbangan ICAO (USOAP) dengan nilai yang lebih tinggi dari rata-rata dunia, mendapatkan Peringkat Standar Keselamatan Penerbangan Kategori 1 (satu) dari Federal Aviation Administration (FAA), serta pencabutan larangan terbang (EU Ban) oleh Uni Eropa. Prestasi ini memungkinkan maskapai Indonesia untuk melayani penerbangan ke seluruh bagian dunia, tetapi mengharuskan Indonesia untuk mempercepat pengembangan teknologi di berbagai bidang," paparnya.
Untuk mengatasi konsekuensi-konsekuensi tersebut, Indonesia berkomitmen untuk melakukan upaya berkolaborasi dengan negara mana pun termasuk Belanda dalam bentuk kerja sama untuk terus memastikan penerbangan sipil yang selamat, aman, nyaman, berkelanjutan secara ekonomi, dan bertanggung jawab secara lingkungan.
"Saya harapkan agar para pemangku kepentingan sipil Indonesia dan Belanda dapat mengambil manfaat dari forum ini, tidak hanya bersifat policy tapi lebih ke implementasi sehingga dapat terjalin kerja sama yang baik. Pada Forum ini akan dibahas proposal yang mereka berikan dan apa yang bisa kita tawarkan. Kerja sama bisa berupa pengelolaan bandara, konsultasi, training, teknologi, capacity building," tambah Novie.
Foto bersama usai pertemuan dalam Forum Penerbangan Sipil
Forum ini merupakan tindak lanjut dari forum penerbangan sipil sebelumnya pada Desember 2019 di Lelystad, Belanda, dan merupakan salah satu rangkaian kunjungan Kenegaraan Raja dan Ratu Belanda ke Indonesia.
Hadir dari pihak Belanda Director International Relations of Ministry of Infrastructure and Water Management Netherlands, Peter Diez.
(TRY/EAL)