Implementasi social distancing dilakukan dengan mengoptimalkan ruang yang ada di terminal untuk menciptakan jarak yang dianjurkan bagi penumpang pesawat, khususnya di area-area tempat berkumpulnya penumpang.

Penerapan social distancing antara lain melalui penempelan sejumlah garis kuning di lantai yang masing-masing berjarak satu meter sebagai penanda batas antrean penumpang pesawat.

"Adanya garis kuning itu membuat setiap penumpang berdiri dengan jarak yang aman di setiap titik-titik antrean untuk meminimalir risiko penyebaran Covid-19," kata Executive General Manager Bandar Kualanamu, Djodi Prasetyo, kepada Analisadaily.com, Kamis (19/3).

Adapun garis kuning tersebut ditempel di lantai menuju pos pemeriksaan keamanan (security check point/SCP), lantai fixed bridge dan garbarata (jembatan penghubung ruang tunggu penumpang dengan pintu pesawat) guna memisahkan jarak penumpang saat antrean ketika proses naik pesawat (boarding).

Selain itu di setiap lift juga telah diberi batas berdiri bagi masing-masing individu. Ketika berada dalam lift, setiap individu dilarang bertatap muka langsung atau wajib menghadap ke dinding dan pintu lift.

Selain itu juga dilakukan penataan kembali kursi di ruang tunggu (boarding lounge) dengan mengutamakan jarak yang cukup di antara penumpang.

"Penerapan social distancing melalui garis kuning pembatas antrean, lalu adanya batas berdiri di lift dan pengaturan kembali kursi di boarding lounge sudah diterapkan di bandara-bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II," sambung Djodi.

"Kami melakukan berbagai upaya yang memungkinkan untuk diterapkan di bandara-bandara sehingga penyebaran Covid-19 dapat dicegah," jelasnya.

Penerapan social distancing merupakan upaya terbaru PT Angkasa Pura II dalam mencegah penyebaran Covid-19. Sebelumnya sudah dilakukan penyemprotan cairan disinfektan, penyediaan hand sanitizer hingga pengecekan suhu tubuh penumpang.

(KAH/EAL)