Konser amal untuk Shakila (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Insan Seni Sumatera Utara menggelar konser amal di Zein's Café, Jalan HM Joni Medan.
Konser amal yang digelar Kamis (19/3) lalu untuk menggalang biaya pengobatan Shakila Naifah, keponakan musisi Medan, Bais Gondrong.
Turut ambil bagian dalam konser tersebut tokoh muda Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution.
Jebolan S2 Agribisnis IPB itu diwakili Koordinator Relawan Bobby Afif Nasution (Rebana), Abdullah Sitorus, yang hadir langsung ke lokasi.
Abdullan mengatakan, Kolaborasi Medan Berkah juga tentang kepedulian antar sesama. Bobby Nasution, sambungnya, menaruh perhatian terhadap sesama, anak yatim dan anak-anak yang butuh perhatian.
"Bang Bobby Nasution menganggap konser amal ini salah satu bentuk kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama dengan gerakan bersama. Kami harus andil di dalamnya karena sesuai visi misi Kolaborasi Medan Berkah," kata Abdullah, Minggu (22/3).
Tali asih diberikan langsung kepada Bais Gondrong, paman Shakila Naifa.
Dalam konser tersebut turut tampil sejumlah musisi dari berbagai genre musik, diantaranya Samy (penyanyi Hindustan), Indonesia Groove, Dinamic Band, Horizon, One Way dan Ninetynine. Turut hadir pula Muslimah Pemuda Pancasila, komunitas motor dan Komunitas Satu Hati.
Shakila Naifah, seorang anak berusia tujuh tahun. Ibunya, Israwita Ismail, adalah orang tua tunggal.
Masa kehamilan tujuh bulan, Shakila lahir prematur dengan berat badan 1 kg. Meski lahir prematur, ia dirawat menggunakan lampu seadanya tanpa inkubator.
Perkembangan motoriknya lambat. Usia dua tahun baru bisa duduk, tapi belum bisa berdiri atau berjalan.
Setelah umurnya tiga tahun, barulah Israwita sadar kaki kiri Shakila beda, agak lebih pendek dari kaki kanan.
Setelah berobat kampung tidak berhasil, Israwita membawa anaknya berobat ke rumah sakit pusat di Medan. Dan dari hasil pemeriksaan didiagnosa
cerebral palsy dan tulang bonggolnya lepas dari sendi atau disebut dislokasi.
Shakila harus dibuatkan sepatu penyangga untuk alat bantu fisioterapi guna latihan berdiri di ruang terapi ataupun di rumah. Namun sepatu tersebut tidak ditanggung BPJS.
Selain itu otak kecilnya atau
cerebellum juga tidak ada atau disebut
dandy walker syndrom.
Shakila juga tidak bisa mendengar sehingga pengobatannya harus menggunakan alat bantu dengar dengan biaya yang cukup mahal dan tidak ditanggung BPJS.
"Pengobatan ini masih panjang sementara saya hanya seorang penjaga toko dan saya ibu tunggal. Dengan demikian saya membuat penggalangan dana ini untuk membantu memenuhi kebutuhan pengobatan anak saya, Kila," ungkap Israwita.
(JW/EAL)