Pelajar Asal Banda Aceh Ciptakan Alat Pelindung Diri

Pelajar Asal Banda Aceh Ciptakan Alat Pelindung Diri
Kadis Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri bersama Kabid Pembinaan SMK, Teuku Miftahuddin meninjau produksi APD Face Shield Mask oleh pelajar SMKN 2 Banda Aceh, Rabu (1/4) (Analisadaily/Muhammad Saman)

Analisadaily.com, Banda Aceh - Pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Banda Aceh, melakukan langkah kreatif dengan menciptakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa Face Shield Mask (Pelindung Wajah).

Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian pelajar SMK Negeri 2 Banda Aceh dalam membantu mencegah penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19), di Kota Banda Aceh.

Face Shield Mask (Pelindung Wajah) diproduksi sendiri oleh pelajar di sekolah tersebut untuk dapat dipergunakan oleh tenaga medis yang bekerja di rumah sakit.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri HD bersama Kepala Bidang Pembinaan SMK, Teuku Miftahuddin, meninjau langsung produksi APD Face Shield Mask yang dibuat oleh pelajar SMKN 2 Banda Aceh, Rabu (1/4).

Haji Nanda sapaan akrab Kadis Pendidikan Aceh ini menyampaikan saat ini pelindung wajah (Face Shield Mask) sangat dibutuhkan untuk melindungi tenaga medis agar terhindar dari virus yang ditularkan melalui percikan batuk dan bersin (droplet) dari pasien saat mereka bekerja.

"Face Shield Mask ini merupakan salah satu perangkat APD yang selalu digunakan tenaga medis saat menangani pasien yang terduga atau sudah terpapar Covid-19," ujarnya.

Kadisdik Aceh mengapresiasi langkah pihak sekolah yang terus mengembangkan potensinya untuk menciptakan alat yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Pihaknya meminta agar bahan yang digunakan dapat memenuhi standar yang sudah ditetapkan pemerintah atau speknya sama dengan Face Shield Mask yang digunakan oleh tenaga medis di rumah sakit.

"Kami akan terus mendukung upaya yang dilakukan para guru dan siswa ini, sehingga akan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Aceh. Para guru dan pelajar di SMK harus peka melihat kebutuhan masyarakat atau dunia usaha, dengan ini SMKN 2 Banda Aceh sudah menuju ke arah itu," ungkap kadisdik.

Rachmat Fitri meminta para guru dan anak didik di SMKN 2 Banda Aceh untuk dapat terus berinovasi dan berimajinasi dalam menciptakan alat atau bahan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan pasar saat ini.

"Selain pelindung wajah, disini kita juga sudah membuat alat-alat permesinan kendaraan, plakat, pengelasan baja dan besi, dan lain-lain yang sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat," katanya.

Kepala SMK Negeri 2 Banda Aceh, Muhammad Husin mengatakan, pasca meluasnya penyebaran wabah COVID-19 di Indonesia, dan pemerintah bersama komponen masyarakat melakukan upaya memutus mata rantai penyebaran virus, membuat pihaknya terketuk untuk memberikan kontribusi.

"Setelah membaca di berbagai media bahwa tenaga medis khususnya di Aceh kekurangan APD dalam menangani Covid-19, akhirnya kami terpikir untuk membuat Face Shield Mask ini," terangnya.

Menurutnya, APD pelindung wajah buatan pihaknya sudah memenuhi standar medis yang ditetapkan. Mulai dari desain, ukuran dan bahan-bahannya sudah merujuk pada standar pembuatan Face Shield Mask.

"Kami membuat alat pelindung diri di bengkel sekolah, karena kami sudah memilliki mesin print tiga dimensi untuk mencetak plastik mika. Jadi, untuk membuat APD ini sudah tersedia mesinnya, tinggal membeli bahan-bahannya saja," terangnya.

Ia menambahkan setelah hampir sebulan beroperasi, alat tersebut sudah mampu membuat sekitar 30 hingga 40 unit masker pelindung diri. Dengan durasi pembuatan satu maskernya berkisar 2 - 3 jam kerja.

"Kalau seandainya hasil produk siswa kami masih terdapat kekurangan, kami siap untuk memperbaiki. Intinya kami ingin memberikan kontribusi dengan menyumbangkan pemikiran dan alat APD yang berguna untuk penanganan Covid-19 di Aceh," katanya.

Meski demikian, Husin mengatakan, jika pelindung wajah buatan siswanya dibutuhkan dan dinilai memenuhi standar medis, pihaknya belum siap memproduksi dalam jumlah banyak karena alat yang dimiliki hanya mesin print tiga dimensi.

(MHD/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi