Agar Tidak Gulung Tikar, UMKM dan Pengusaha Lokal Harus Putar Otak

Agar Tidak Gulung Tikar, UMKM dan Pengusaha Lokal Harus Putar Otak
Pelaku kuliner di Kota Medan, Rico Waas, foto bersama warga (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Bisnis kuliner menjadi salah satu sektor terdampak dari imbauan Pemerintah Indonesia mengenai penerapan social distancing, dan melarang masyarakat berkerumun di tengah pandemi virus corona COVID-19.

Beberapa pebisnis kuliner ada yang terpaksa menutup sementara usahanya. Namun, ada pula yang tetap beroperasi hanya khusus melayani layanan pesan antar atau take away.

Seorang pelaku kuliner di Kota Medan, Rico Waas mengaku, sebagai warga negara yang baik, menuruti aturan yang diterapkan pemerintah. Tujuannya jelas, yaitu untuk kebaikan bersama.

Menurutnya, pengusaha khususnya UMKM, dan pengusaha lokal harus memutar otak untuk memangkas cost operasional mereka, mulai gencar melakukan bisnis lewat online dan pembayaran online.

"Juga kerja sama dengan sistem pengantaran barang online yang tersedia," ucapnya, Senin (13/4).

Rico berpandangan, permasalahan yang terlihat adalah, walau ada kebijakan Stay at Home, tidak semua masyarakat menurutinya. Masih banyak terlihat masyarakat keluar rumah, bahkan menyediakan waktu untuk nongkrong.

"Hal ini tentunya akan mempersulit pemerintah memutus mata rantai penyebaran corona," ujarnya.

Rico berharap, apabila kebijakan tersebut dikeluarkan, pemerintah harus lebih gencar lagi dalam memberikan teguran jika masih banyak masyarakat yang keluar rumah bukan dikarenakan hal penting, atau karena pekerjaan yang mendesak dan tidak bisa dikerjakan dari rumah.

"Bagi saya pelaku usaha, tentu ini berat untuk kami. Namun, demi kepentingan yang lebih luas, kami harus siap untuk tetap mengikuti anjuran pemerintah," ungkap tokoh Millenial Medan ini.

Rico juga tetap berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan lain, yang bisa membantu para pengusaha, khususnya pengusaha lokal dan UMKM agar bisa bertahan melalui masa-masa pandemi corona COVID-19 agar tidak gulung tikar.

"Ada anggaran Rp 100 Miliar dari Pemko Medan dan 18 Miliar dari Pemprov Sumut. Rasanya sulit mengatakan dana itu cukup untuk menyubsidi pengusaha. Lastinya ada prioritas utama yang harus didahulukan, seperti tenaga medis serta penanganan COVID-19, dan masyarakat rentan. Namun yang pasti dana pemerintah itu diharapkan membantu dengan tepat sasaran," jelasnya.

Pria berkacamata ini juga berharap untuk masyakarat yang lebih mampu, para filantropis, perusahaan yang memiliki program-program CSR, bergerak tanpa henti memberikan dukungan kepada masyarakat, dan bila mampu harus membantu pemerintah.

"Kita semua harus saling bahu-membahu agar kuat untuk melawan pandemi ini," ajaknya.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi