Angka Kematian Akibat Covid-19 di AS Lampaui 25.000 Jiwa

Angka Kematian Akibat Covid-19 di AS Lampaui 25.000 Jiwa
Paramedis membawa seorang pasien Covid-19 ke Maimonides Medical Center di New York, Amerika Serikat (Reuters)

Analisadaily.com, New York - Jumlah kematian akibat virus corona (Covid-19) di Amerika Serikat telah melampaui 25.000 jiwa dengan total penderita mendekati 600.000 orang.

Ketika jumlah korban terus meningkat, para pejabat justru berdebat tentang bagaimana dan kapan pemerintah kembali membuka sistem perekonomian dan mencabut aturan mengenai batasan sosial.

Sebab pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 telah melumpuhkan perekonomian Negeri Paman Sam. Banyak perusahaan yang terpaksa tutup dan jutaan orang Amerika kehilangan pekerjaan.

Presiden Donald Trump telah menargetkan tanggal 1 Mei 2020 untuk memulai kembali roda perekonomiaan.

Namun Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Anthony Fauci, mengatakan terlalu cepat memasang target seperti itu. Sebab pertemuan antara Trump dengan gubernur-gubernur negara bagian mengenai pembatasan sosial belum menemui solusi.

Menurutnya para pejabat kesehatan harus dapat menguji virus dengan cepat, mengisolasi kasus dan melacak infeksi baru sebelum pembatasan jarak sosial dihapus.

"Kami harus memiliki sesuatu yang efisien dan dapat diandalkan, dan kami belum berada di sana," kata Fauci, dilansir dari Al Jazeera, Rabu (15/4).

Sementara Gubernur New York, Andrew Cuomo, mengatakan akan menolak perintah presiden untuk membuka kembali ekonomi terlalu cepat.

"Jika dia memerintahkan saya untuk membuka kembali dengan cara yang akan membahayakan kesehatan masyarakat, saya tidak akan melakukannya," tegas Cuomo.

Saat ini angka kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat menjadi yang tertinggi di dunia dengan jumlah 25.949 orang, disusul Italia (21.067 orang), Spanyol (18.255 orang), Perancis (15.729 orang) dan Inggris (12.107 orang).

(EAL)

Baca Juga

Rekomendasi