Stok Pangan Aman Selama Ramadan

Stok Pangan Aman Selama Ramadan
Ilustrasi (Pixabay/Dangtrunghieu)

Analisadaily.com, Jakarta - Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo, menjamin stok pangan selama Ramadan di tengah pandemi COVID-19 aman dengan cadangan yang cukup untuk beberapa bulan ke depan.

“Dari neraca pangan nasional kita, sebenarya cukup terkendali baik, cukup tersedia," kata Yasin dalam telekonferensi yang dipantau melalui Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Minggu (26/4).

Selain itu, kata dia, pemerintah melalui menjamin solusi pangan rakyat agar stok pangan tersedia bagi 267 juta penduduk Indonesia.

Ia memaparkan, dari neraca pangan nasional memiliki surplus cadangan kurang lebih 3.5 juta ton. Sementara, pada kurun Februari hingga Mei lahan persawahan mampu memproduksi 12.4 juta ton beras.

Jika ditambah stok di Badan Urusan Logistik (Bulog) dan di penggilingan maka terdapat total stok sebanyak 15 juta ton beras.

Dalam hal ini, lanjutnya menjelaskan, Kementerian Pertanian memiliki tiga pilihan pendekatan dalam skema pangan nasional, yaitu optimistis, moderat dan pesimistis menilik keadaan lahan yang dapat menghasilkan beras dan aspek distribusi hingga sampai ke masyarakat.

Dari sisi optimistis, terdapat stok 15 juta ton beras nasional dan kebutuhan beras nasional 7,6 juta ton lebih kurun Februari-Mei. Jika begitu akan ada sisa stok 7 juta ton lebih.

Pendekatan moderat, dari 3.5 juta ton stok yang ada dan skema kemampuan produksi beras turun 4 persen dari stok 12.4 juta ton maka tinggal 11 juta ton lebih. Sedangkan kebutuhan beras naik menjadi 7.6 juta-7.9 juta ton maka akan tetap tersisa stok dalam kisaran 7 juta ton beras.

Kemudian melalui pendekatan pesimistis, dengan stok 3.5 juta ton, produksi 11.2 juta ton sementara kebutuhan beras nasional 8.3 juta maka akan tersedia sisa stok 6 juta ton hingga akhir Mei 2020.

"Kalau begitu bulan puasa dan Idul Fitri dalam kendali aman. Data sudah kami validasi sampai ke daerah. Semoga Allah memberi, ada inayah sehingga data ini menjadi data obyektif normatif,” ujar Yasin.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi