dr. Ana melalui video call dengan juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Sumut, dr. Aris Yudhariansyah (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Sumatera Utara (Sumut) dalam beberapa pekan terakhir terus meningkat. Saat ini ada 41 pasien positif COVID-19 yang sudah dinyatakan sembuh.
Satu dari 41 orang tersebut adalah seorang dokter yang bekerja di Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Adam Malik Medan, dr Maliana atau akrab disapa dr. Ana, merupakan Pasien dengan Pengawasan (PDP) 04 Sumut.
Dia tertular COVID-19 usai dua kali melakukan perjalanan ke Jakarta. Kedua perjalannya tersebut bertujuan untuk memperdalam pengetahun penanganan COVID-19. Pertama, Ana yang merupakan Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan Medis Rawat Inap RSUP H. Adam Malik bertugas ke Jakarta pada tanggal 4-7 Maret untuk mengikuti workshop Kemenkes terkait COVID-19. Kemudian tanggal 11 hingga 13 Maret untuk studi banding ke Kemenkes terkait ruang isolasi di RS Adam Malik.
Namun, menurut keterangan Ana dia baru merasakan gejalanya pada tanggal 15 Maret setelah berada di Medan dan gejalanya saat itu hanya batuk dan flu, tanpa demam dan sesak.
“Saya ke Jakarta tanggal 4 hingga 7 Maret dan tanggal 11 hingga 13 Maret kembali ke Medan. Tanggal 15 muncul gejala ringan seperti flu, tetapi tidak demam dan tidak sesak,” ungkap dr. Ana melalui video call dengan juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Sumut, dr. Aris Yudhariansyah dan tayang langsung di kanal YouTube Humas, Jumat (1/5) kemarin.
Minggu, 15 Maret, Ana masih sempat bekerja ke RS Adam Malik dan kontak dengan beberapa orang, namun pada saat itu dia sudah menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan menjaga jarak. Besoknya dia merasakan lemas dan memutuskan mengisolasi mandiri di rumah.
“Minggu itu saya masih sempat ke kantor, tetapi untungnya saya memakai masker dan menjaga jarak. Senin badan saya terasa lemas dan Selasa gejalanya berkurang, hanya tinggal batuk saja. Saya kemudian di tes swab oleh tim medis RS Adam Malik dan tanggal 24 hasilnya keluar, saya positif,” terangnya.
Ana mengaku terkejut dengan hasil tesnya, dia juga merasa sedih dan cemas karena belum tahu seperti apa efek virus baru ini ke tubuhnya. Tetapi setelah isolasi selama 20 hari (24 Maret - 4 April) di RSUP Adam Malik dia dinyatakan sembuh oleh tim dokter pada 31 April dan menjadi orang pertama yang sembuh di Sumut.
“Kaget, sedih dan cemas memikirkan bagaimana dengan keluarga-keluarga saya yang sudah kontak dengan saya. Tetapi, saat itu saya yakinkan saya pasti sembuh. Dan dengan dukungan teman-teman, keluarga saya dan tentu mendekatkan diri kepada Allah saya semakin yakin,” tsebutnya.
Ana dan timnya merupakan orang-orang yang mempersiapkan fasilitas-fasilitas untuk penanganan COVID-19 di RS Adam Malik. Itu membuat Ana merasakan sendiri fasilitas-fasilitas perawatan yang dia siapkan bersama timnya. Ana mengaku ini malah menjadi penguatan untuk penanganan COVID-19 dan masukan kepada Direksi Rumah Sakit.
“Saya merasakan sendiri menjadi pasien COVID-19 dan dirawat di RS tempat saya bekerja. Saya menjadi sangat mengerti perasaan pasien dan apa-apa saja fasilitas yang masih kurang di RS. Saya terus mencatat apa-apa yang perlu diperbaiki dan saya beri tahu Direksi, alhamdulillah Direksi menerimanya,” tambah Ada.
Sekarang Ana sudah mulai bekerja kembali dan pengalamannya sebagai pasien COVID-19 membantunya untuk memperkuat penanganan pandemi ini. dr. Ana juga tidak didiskriminasi tetangga, rekan kerja dan teman-temannya.
“Tidak ada yang berperilaku berlebihan kepada saya, rekan kerja, tetangga, teman semuanya memberikan dukungan. Memang mungkin mereka ada rasa takut dan saya rasa itu wajar karena adanya informasi pasien yang sudah sembuh terinfeksi kembali. Tetapi, saya rasa tidak yang berlebihan,” kata Ana.
Kasi Pelayanan Medis Rawat Inap RSUP H. Adam Malik ini berpesan agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Pesan khusus dia berikan kepada pasien yang sedang dirawat agar tidak stres, terpuruk, sedih berlebihan karena menurutnya itu hanya menurunkan imun tubuh.
“Jangan stres, tertekan, terpuruk dan sedih berlebihan karena itu hanya akan memperlemah imun tubuh kita. Dan masyarakat Sumut bantulah tim medis dengan mematuhi protokol kesehatan,” pungkasnya.
(RZD)