Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, Azharuddin. (Analisadaily/Muhammad Saman)
Analisadaily.com, Banda Aceh – Pasien positif Corona Virus Disease 2019 di Aceh ada 11 orang, namun dari jumlah itu 10 pasien dinyatakan sembuh dan sudah diperbolehkan pulang.
Sementara satu orang lagi yang positif telah meninggal dunia sebelumnya saat dalam perawatan di ruang Respiratory Intensif Care Unit (RICU) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh pada 23 Maret lalu, atas nama AA (56 tahun) asal Kota Lhokseumawe.
Sehingga, sampai saat ini tidak ada lagi pasien positif terinfeksi Corona di ruang RICU RSUDZA. Hal itu disampaikan Direktur RSUDZA Banda Aceh, Azharuddin.
"Iya, dari 11 yang positif, satu meninggal dunia, lainnya 10 orang lagi alhamdulillah sudah sembuh semua. Berdasarkan hasil uji swab terakhir dengan sistem Real Time (RT) Polymerase Chain Reaction (PCR) di Laboratorium Balai Litbangkes Aceh, mereka telah negatif Corona," kata Azharuddin.
Menurutnya, ke-10 pasien positif terinfeksi yang dinyatakan sembuh yakni dua warga asal Kabupaten Aceh Besar, pasangan suami isteri asal Kota Banda Aceh.
Pasien yang sembuh selanjutnya berdasarkan hasil uji swab (usap dahak), masing-masing berinisial NS dan AS.
NSL (41) sebagaimana disampaikan sebelumnya, merupakan seorang ABK KM Kelud yang pulang dari Batam ke tempat istrinya di Kabupaten Gayo Lues. Setelah sekitar 12 hari ia ditangani tim medis RICU RSUDZA Banda Aceh, diambil lagi swab-nya dan NS telah negatif alias terbebas dari virus Corona.
Sementara AS (42 tahun), yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 merupakan warga Aceh Barat Daya (Abdya) berjenis kelamin perempuan.
Pasien positif Corona selanjutnya yang telah bebas virus Corona berinisial MS, warga Kota Banda Aceh. Laki-laki umur 47 tahun itu memiliki riwayat perjalanan Jakarta dan Bandung, kemudian menunjukkan gejala batuk kering.
Hasil uji swab-nya yang ketiga telah negatif, sesuai laporan Balai Litbagkes Aceh, tertanggal 30 April 2020, dan dia dinyatakan sembuh dari COVID-19.
Kemudian seorang warga asal Medan, Sumatera Utara yakni pria berinisial AI (34) yang merupakan pasien ke-7 yang terkonfirmasi positif Corona di Aceh. Ia mengeluhkan sakit dengan gejala Corona saat berada di Kabupaten Pidie. Kini juga telah sembuh.
Dua pasien terakhir yang sembuh adalah dua santri asal Kabupaten Aceh Tamiang berinisial AJ (20) dan MAH (19) yang merupakan pasien positif ke-10 dan 11 di Aceh.
MAH dan AJ merupakan santri di Pondok Pesantren Al-Fatah Temboro, Magetan, Jawa Timur. MAH dan AJ pulang ke Aceh Tamiang bersama para santri lainnya dari klaster Ponpes Al-Fatah Temboro, Magetan, Jawa Timur, tersebut.
Kini keduanya hasil pemeriksaan swab terakhir sudah negatif Corona dan sembuh sehingga diperbolehkan pulang.
Sementara itu, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Orang Dalam pengawasan (PDP) terkait pencegahan COVID-19 di Aceh bertambah lagi.
Jumlah ODP bertambah sebanyak 9 kasus, sehingga totalnya mencapai 1.902 orang.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani Corona di Aceh, Sabtu (2/5).
“Tapi jumlah yang sudah selesai masa pemantauan lebih banyak,” ujar Saifullah.
Ia menjelaskan, dari 1.902 ODP di Aceh, hanya 242 orang yang masih dalam pemantauan, sedang lainnya yang jauh lebih banyak, 1.660 orang, sudah selesai masa pemantauannya.
Masa pemantauan tersebut hanya 14 hari, sejak seseorang tiba dari daerah penularan lokal dan menunjukkan gejala demam dengan suhu di atas 38 derajat, atau pernah demam, flu, atau gangguan pernafasan ringan.
“Isolasi mandiri bukan membatasi seseorang berinteraksi secara bebas dengan keluarga maupun sahabat-sahabatnya. Isolasi mandiri dimaksudkan agar orang yang baru tiba dari wilayah transmisi lokal dan memiliki potensi terinfeksi virus corona, tidak menjadi mata rantai penularan kepada orang baru di desanya, jelas Saifullah.
Pada sisi lain, tambah Saifullah, seseorang yang disiplin melakukan isolasi mandiri akan terlindungi dari perasaan dicurigai oleh orang lain sebagai pembawa virus corona. Isolasi mandiri juga mencegah perasaan was-was orang lain di sekitarnya.
“Menguntungkan kedua belah pihak, baik yang baru datang maupun penduduk setempat, karena itu perlu saling mendukung dan saling menghargai antarsesama,” kata Saifullah.
Sementara itu, Saifullah menjelaskan, jumlah PDP juga bertambah sebanyak lima orang, sehingga menjadi 91 orang. Rinciannya, masih dirawat di rumah sakit sebanyak 8 orang, yang sudah sehat dan pulang dari rumah sakit sebanyak 82 orang. Sedangkan PDP yang meninggal dunia tercatat 1 kasus.
Terkait kasus dua santri Aceh Tamiang positif COVID-19 yang dilaporkan sudah sembuh, Saifullah menjelaskan, mereka sama-sama pulang ke kampungnya di Aceh Tamiang, daru Ponpes Al-Fatah, Temboro, Magetan, Jawa Timur.
“Kita harapkan Tim Gugus Tugas COVID-19 kabupaten/kota memberikan perhatian khusus terhadap teman-teman AJ dan MAH lainnya. Memantau dan memberi akses seluas-luas bila mereka mengeluh sakit,” harap Saifullah.
(MHD/CSP)