Para pedagang tampak sedang menunggu pembeli. (Analisadaily/Tohong P Harahap)
Analisadaily.com, Gunungtua - Pedagang dadakan penjual menu berbuka puasa di sepanjang jalan protokol Gunung Tua sepi pembeli.
Di tengah anjuran pemerintah social distancing dan hindari kerumunan, membuat pedagang menu berbuka puasa harus memutar pikiran agar tetap bisa berjualan. Salah satunya berjualan secara online.
Seperti yang dilakukan Donni Siregar, warga Kelurahan Pasar Gunung Tua. Meski harus antar jemput dari rumah ke rumah konsumen, ia lebih semangat dan tetap fokus pada pelayanan pelanggan.
Melalui media sosial jejaring dan aplikasi pesan elektronik, ia menawarkan dagangannya mulai dari makanan dan minuman, seperti sop buah, bubur, sum-sum, salad buah dan menu lainnya.
Untuk harga yang ditawarkan bervariasi, mulai Rp 5.000 hingga Rp 15.000 dan pembayaran dilakukan setelah pesanan sampai di tempat.
“Ragam menu yang kita tawarkan dan harganya juga terjangkau. Paling mahal Rp 15.000 per porsinya. Kita biasanya open order mulai dari siang,” kata Donni, Senin (4/5).
Masih kata dia, untuk orderan di sekitar Pasar Gunung Tua biaya antarnya gratis, bila di luar Pasar Gunung Tua, biaya antarnya Rp 2.000 – Rp 5.000.
Penjual online lainnya, Wulan. Ia mengaku semenjak berjualan menu bukaan dangannya sangat laris dibanding berjualan di pinggir jalan.
“Alhamdulillah jualannya laris. Lebih banyak komsumen delivery dibanding membeli langsung. Gak salah saya beralih ke sistem delivery di musim Corona ini,” tuturnya.
Senada dengan Himpun Harahap, pedagang bukaan khusus kelapa muda. Untuk per harinya ia bisa mendapat omzet sebanyak Rp 150 ribu dari hasil delivery-nya.
“Kita khusus menu kelapa muda sistemnya diantar ke rumah,” ucap Himpun.
(ONG/CSP)