Seorang petani mengusir burung yang memakan padi di lahan pertanian Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (11/5). (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/hp.)
Analisadaily.com, Jakarta - Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo, mengajak gubernur dan bupati di 77 titik untuk melaksanakan tanam padi dan jagung serentak.
Ajakan itu ia sampaikan agar bisa menghadapi ancaman krisis pangan dengan dengan penanaman yang lebih cepat dan momentum penyaluran sarana dan prasarana yang tepat.
"Yang harus kita waspadai adalah peringatan dari FAO yang menyatakan, setelah COVID-19 ini berlalu, akan hadir krisis pangan dunia dan akan datangnya kemarau panjang sesuai dengan perkiraan BMKG," kata Syahrul dalam rapat Agriculture War Room (AWR) Kementan Jakarta, Selasa (12/5) kemarin.
Pada saat itu, ia melakukan konferensi video bersama Gubernur NTT serta 22 bupati antara lain dari Jayapura, Merauke, Tapin, Sumbawa Barat, Humbang Hasundutan, Aceh Barat Daya, Batang, Barru, Enrekang, Lingga, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Bungo, Landak, Kolaka, Belu, Batang, Bone, Bone Bolango, Pringsewu, Lingga, dan Tuban.
Syahrul juga meminta kepala desa dan lurah diharapkan turut membangun lumbung desa agar ketersediaan pangan selalu tetap ada.
"Rakyat jangan buru buru menjual padinya agar ada cadangan beras di tingkat rakyat selalu tersedia," kata dia dilansir dari Antara, Rabu (13/5).
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi menjelaskan, sasaran tanam padi dan jagung pada 2020 cukup tinggi dibanding realisasi tahun sebelumnya.
"Untuk mencapai keberhasilan sasaran, pertanaman padi bulan Mei sampai dengan September 2020 harus dioptimalkan," ujar Suwandi.
Pada tahun ini, kata dia, secara nasional Pemerintah menargetkan luas tanam padi 11.66 juta hektar dengan potensi menghasilkan 33.6 juta ton beras.
Untuk jagung, lanjutnya menjelaskan, ditargetkan seluas 4.49 juta ha, berpotensi menghasilkan 24.17 juta ton jagung pipilan kering.
Berdasarkan Kerangka Sampling Area BPS, diketahui potensi panen padi pada Mei 2020 mencapai 1.25 juta ha yang menghasilkan beras sebesar 3.43 juta ton.
Sementara potensi panen padi pada Juni 2020 mencapai 740.000 ha dengan produksi beras sebesar 1.94 juta ton. Stok beras akhir Juni 2020 diperkirakan masih mencapai 6.84 juta ton.
Untuk komoditas jagung, potensi panen pada Mei 2020 seluas 210.000 ha, yang menghasilkan pipilan kering dengan kadar air 15 persen sebanyak 980.000 ton.
Pemerintah pun melakukan peningkatan indeks pertanaman dengan cara percepatan pengolahan lahan sehingga dapat segera melakukan tanam padi, serta perluasan di areal baru pada lahan kering, lahan rawa-lebak, dan hasil cetak sawah.
Selain itu, Kementan juga mengoptimalkan bantuan alsintan pra panen dan pasca panen dan mempercepat pelaksanaan kegiatan APBN dan APBD tahun 2020.
"Yang tidak kalah penting adalah meningkatkan pendampingan dan pengawalan pelaksanaan kegiatan di lapangan oleh penyuluh, babinsa, Pengawas Benih Tanaman, dan Kepala Cabang Dinas di Kecamatan," tambah Suwandi.
(CSP)