Banjir Putus Arus Lalu Lintas Antardesa di Sunggal

Banjir Putus Arus Lalu Lintas Antardesa di Sunggal
Puluhan pengendara motor dan mobil berusaha melintasi genangan banjir di ruas Jalan Sei Mencirim di Dusun VIII, Desa Medan Krio, Kecamatan Sunggal, Deliserdang, Sabtu (16/5). (Analisadaily/Guntur Adi Sukma)

Analisadaily.com, Medan – Luapan air sungai setelah hujan deras yang turun sepanjang Jumat (15/5) malam, membuat arus lalu lintas antardesa, persisnya di ruas Jalan Sei Mencirim, Desa Medan Krio, Kecamatan Sunggal, Deliserdang, Sabtu (16/5) dini hari hingga pagi sempat terputus.

Sampai Sabtu pagi, pukul 07.00 WIB, ruas Jalan Sei Mencirim di Desa Medan Krio masih terendam banjir luapan air sungai. Ketinggian air mencapai paha orang dewasa atau sekitar 0.5 meter.

Menurut keterangan warga setempat, banjir sudah merendam badan jalan sejak sekitar pukul 02.00 WIB lebih dan diperkirakan mencapai puncaknya pada saat menjelang Subuh.

Berdasarkan pantauan Analisadaily.com di lapangan, masyarakat, khususnya pengendara sepeda motor, umumnya takut melintasi genangan air.

Demikian juga pengendara mobil roda empat dan angkutan pedesaan. Apalagi, di badan jalan yang terendam itu, terdapat lubang cukup dalam di beberapa titik akibat hancurnya lapisan aspal. Sebagian warga memilih jalan alternatif bebas banjir meski harus memutar lebih jauh.

Namun, sebagian warga tetap nekad melintas. Akibatnya, tidak sedikit sepeda motor yang padam di tengah banjir.

Sebagian dari belasan hektare sawah di Dusun VIII, Desa Medan Krio, Kecamatan Sunggal, Deliserdang, terlihat terendam banjir, Sabtu (16/5) pagi.
Salah satu angkutan pedesaan yang nekad melintasi genangan banjir ini juga akhirnya mogok di tengah-tengah banjir. Warga akhirnya membantu mendorong mobil penumpang ini keluar dari genangan banjir.

Hingga pukul 08.00 WIB lewat, banjir masih menggenangi ruas Jalan Sei Mencirim, Medan Krio, tersebut. Tapi, air sudah surut meski sangat lambat.

Masyarakat, terutama pengendara sepeda motor juga sudah berani melintasi ruas jalan tersebut walaupun ekstra hati-hati agar tidak terjebak ke dalam lubang jalan yang terendam.

Selain sempat memutus arus lalu lintas antardesa, banjir yang melanda Medan Krio itu juga merendam sedikitnya belasan hektare sawah petani. Tanaman padi petani sama sekali tidak terlihat.

Diperkirakan, ketinggian air di sawah mencapai lebih dari setengah meter. Petani sendiri baru menanam padi di sawah yang terendam itu dalam satu-dua pekan terakhir.

Beberapa perempuan buruh tani kepada Analisadaily.com mengaku terpaksa pulang karena tidak bisa menanam padi setelah sawah yang akan dikerjakan terendam banjir.

Salah seorang petani di Medan Krio, Misdi (60), mengatakan, jika banjir bertahan dua hari atau lebih, bisa dipastikan padi yang baru ditanam dalam dua pekan terakhir akan rusak.

"Tapi, kalau kurang dari dua hari, mudah-mudahan padi akan selamat," kata Misdi.

(GAS/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi