Ilustrasi (Pixabay)
Analisadaily.com, Jakarta - Indonesia dinilai berpotensi untuk menjadi pemimpin ekonomi syariah global, dengan jumlah populasi muslim yang merupakan salah satu terbesar di dunia dan didukung oleh kesamaan beberapa nilai syariah dengan nilai kehidupan budaya orang Indonesia.
President Director Prudential Indonesia, Jens Reisch mengatakan, untuk membantu mewujudkan hal tersebut, sejak 13 tahun lalu pihaknya mendirikan unit syariah dan terus berupaya menjadi kontributor terkemuka yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia.
“Kami senantiasa melakukan inovasi produk dan saluran pemasaran, edukasi ke publik yang lebih luas melalui kemitraan dengan lebih banyak pihak, serta meningkatkan profesionalisme dan kapabilitas tenaga pemasar,” kata Jens, Kamis (21/5).
Nini Sumohandoyo, Sharia, Government Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia mengatakan, prinsip-prinsip asuransi syariah di antaranya tolong menolong dan saling berderma untuk saling berbagi dan menanggung risiko sebagai antisipasi bila terjadi musibah, senantiasa relevan dengan ciri gotong royong khas masyarakat Indonesia.
“Kami berharap, prinsip-prinsip tersebut dapat diterapkan untuk membantu mereka yang terdampak pandemi Covid-19. Kontribusi kami untuk membantu masyarakat berfokus pada 3 aspek, yaitu kesehatan, ekonomi, dan sosial,” sebutnya.
Direktur Pengembangan Ekonomi Syariah dan Industri Halal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Afdhal Aliasar mengungkapkan, didukung dengan jumlah populasi muslim yang mencapai lebih dari 87 persen, ekonomi berbasis syariah dapat membangun kesejahteraan masyarakat Indonesia.
“Sistem dan value dari ekonomi dan keuangan syariah, juga sangat memperhatikan ketahanan ekonomi dan sosial dalam kehidupan bermasyarakat,” sebutnya.
Untuk lebih mendengarkan dan memahami kebutuhan masyarakat akan solusi perlindungan jiwa berbasis syariah, Prudential Indonesia mengadakan survei yang melibatkan 5.000 responden di 20 kota besar di Indonesia, dan berasal dari keluarga kelas menengah ke atas yang berusia 25 sampai 50 tahun.
Beberapa hasil dari survei ini adalah pemahaman masyarakat Indonesia terhadap asuransi jiwa syariah berada di level 39 persen, atau meningkat sebesar 8 persen dari periode riset sebelumnya di tahun 2016.
Dengan meningkatnya literasi produk syariah, minat masyarakat Indonesia untuk membeli produk asuransi jiwa syariah di masa mendatang juga meningkat menjadi 58 persen atau tumbuh 18 persen dari periode riset sebelumnya.
“Hampir separuh dari peminat produk asuransi jiwa syariah berasal dari generasi milenial usia 25 hingga 34 tahun,” terang Afdhal.
Kinerja Unit Syariah
Prudential Indonesia melaporkan kinerja unit syariah yang sehat di sepanjang 2019, sekaligus menegaskan kembali kepemimpinannya di industri asuransi jiwa syariah melalui pendapatan kontribusi bruto sebesar Rp 3,7 triliun, tertinggi di industri.
Unit syariah Prudential Indonesia juga mampu mempertahankan total aset yang stabil sebesar Rp 9,1 triliun. Selain itu, Dana Tabarru tercatat meningkat dari Rp 770 miliar di 2018 menjadi Rp 887 miliar di 2019, dengan pertumbuhan mencapai 15 persen.
Perusahaan juga tetap mempertahankan tingkat solvabilitas (Risk Based Capital) yang kuat dengan mencatatkan tingkat solvabilitas dari Dana Tabarru sebesar 2.581 persen, lebih dari 20 kali lipat dari batas minimum yang ditetapkan regulator, dan tingkat solvabilitas dari Dana Perusahaan sebesar 7.300 persen, lebih dari 60 kali lipat dari batas minimum yang ditetapkan regulator.
“Hasil positif ini berhasil kami capai berkat kepercayaan nasabah yang terus meningkat dalam 13 tahun terakhir, serta berkat kerja keras para tenaga pemasar berlisensi syariah Prudential Indonesia yang berjumlah lebih dari 114.000 orang, terbesar di industri,” ungkap Jens.
(RZD)