Bupati Taput, Nikson Nababan, rapat dengan pihak terkait memcari pelaku pembunuhan hewan yang mati secara misterius (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Siborongborong - Pihak Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara (Pemkab Taput) masih terus melakukan penyelidikan terkait ratusan hewan atau ternak warga yang mati secara misterius di Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong beberapa waktu lalu. Mereka akan mengautopsi bangkai ternak warga yang mati.
Bupati Taput, Nikson Nababan mengatakan, mereka akan membuat surat edaran apabila ditemukan lagi binatang yang mati untuk segera diautopsi di rumah sakit.
"Saya sudah perintahkan Dinas Lingkungan Hidup agar membuat surat edaran, apabila ditemukan lagi binatang yang menjadi korban untuk segera dibawa ke rumah sakit untuk segera diautopsi, sehingga diketahui penyebabnya, apakah bekas sayatan benda tajam atau oleh binatang buas," katanya kepada
Analisadaily.com, Rabu (24/6).
Nikson mejelaskan, hewan yang nantinya diautopsi merupakan hewan yang baru saja menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh pelakunya. Sebab untuk bangkai hewan yang sebelumnya mati telah dikubur, sehingga menyulitkan untuk diidentifikasi.
"Kalau binatang lama sudah dikubur, kalau kita ambil sudah agak susah forensiknya. Kalau ada binatang baru saya sudah instruksikan TNI, Polri dan Camat desa agar segera diambil, lalu dibawa ke rumah sakit forensik. Jadi bisa kita ketahui secara ilmiah penyebabnya apa," jelasnya.
Nikson juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak sembarangan memposting berita yang meresahkan masyarakat. "Makanya, kita teliti dan selidiki dulu sehingga didapatkan penyebab yang pasti hewan tersebut matinya kenapa," tandasnya.
Sebelumnya peristiwa tersebut terjadi di Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara pada Jumat (19/6) lalu. Beredar kabar bahwa hewan atau ternak milik warga di desa tersebut seperti babi, ayam dan bebek dibunuh secara sadis oleh sosok pengisap darah ternak.
Pihak pemerintah di Tapanuli Utara saat ini juga telah memasang kamera trap dibeberapa titik untuk mencari tahu siapa pelakunya. Selain itu juga telah membentuk tim yang terdiri dari TNI, Polisi, BKSDA dan institusinya, untuk mecari kebenarannya.
(JW/RZD)