Usaha budidaya udang di Lhokseumawe mendapat bantuan
pendanaan permodalan bergulir lewat Program Kemitraan (PK) Pinky Movement dari Pertamina MOR I (Analisadaily/Muhammad Saman)
Analisadaily.com, Lhokseumawe - PT. Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I Sumbagut menyalurkan pendanaan permodalan bergulir kepada enam Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Lhokseumawe, Provinsi Aceh senilai Rp1,1 miliar
Pelaku UMKM yang mendapat permodalan adalah pengusaha tambak udang yang bergabung dalam koperasi AAC.
Permodalan bergulir itu merupakan Program Kemitraan (PK) Pinky Movement yang dihadirkan PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I demi mendukung UMKM bangkit dari tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Sekitar 70 persen UMKM di Indonesia saat ini terkena dampak luar biasa akibat pandemi Covid-19. Jumlah permintaan turun, pasar mengecil, sehingga bisnis UMKM sulit untuk dijalankan.
Pengusaha budidaya udang di Lhokseumawe, Ardian, merupakan salah satu pelaku UMKM yang mengikuti PK Pinky Movement. Dirinya mengaku tertarik karena program kemitraan ini memiliki pinjaman kredit ringan.
"Alhamdulillah saya merasa terbantu sekali dengan adanya program kemitraan Pinky Movement dari Pertamina. Di tengah situasi pandemi Covid-19, saya mendapatkan tambahan pinjaman modal untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis saya," sebut Ardian, Rabu (8/7).
Selain di Aceh, juga disalurkan dana permodalan bergulir kepada 7 UMKM di Riau sejumlah Rp 375 juta. Kemudian enam pelaku UMKM di Sumatera Utara senilai Rp 470 juta dan tiga UMKM di Sumatera Barat sebesar Rp 430 juta. Total penyaluran dana pinjaman di 4 provinsi sebesar Rp 2.375.000.000.
Seluruh UMKM yang menerima dana permodalan, telah beralih menggunakan Bright Gas 5,5 kg.
Hal ini dipermudah dengan program gratis tukar tabung elpiji 3 kg ke elpiji Bright Gas 5,5 kg dan 12 kg. Plus diskon isi tabung senilai hingga Rp. 136.600 per tabung.
General Manager Pertamina MOR I, Gema Iriandus Pahalawan menyebutkan,bPK Pinky Movement memberikan permodalan bergulir super ringan yang sangat dibutuhkan UMKM untuk bangkit kembali. Di samping itu, juga menjalankan pembinaan dan pengembangan usaha bagi pelaku UMKM.
PK Pinky Movement, juga mendorong UMKM menggunakan elpiji non subsidi melalui program konversi elpiji 3 kg ke Bright Gas. Program konversi dilakukan karena UMKM yang handal tidak bergantung pada barang-barang bersubsidi.
Unit Manager Communication, Relations, & CSR MOR I, Roby Hervindo, menyatakan program ini mendapat sambutan antusias dari pelaku UMKM. Hingga kini, 22 pelaku UMKM dari Provinsi Riau, Sumut, Aceh, dan Sumbar telah bergabung dalam PK Pinky Movement.
"Dengan diberikannya bantuan ini, diharapkan dapat membantu para UMKM untuk mengembangkan bisnis mereka," ujar Roby Hervindo, Rabu (8/7).
Bagi pelaku UMKM yang berminat mengikuti program PK Pinky Movement, dapat menghubungi melalui telepon Pertamina 135 maupun mengakses situs http://www.pertamina.com/id/program-kemitraan.
(MHD/EAL)