Guru Besar USU Prof Arif Nasution menjamu Bobby Nasution. (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaly.com, Medan - Bobby Afif Nasution menemui Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) USU Prof M Arif Nasution di kediamannya. Kedatangan menantu Presiden Joko Widodo itu untuk meminta pendapat Prof Arif terkait kebijakan pendidikan, kesehatan dan lingkungan.
Diskusi sendiri berlangsung hangat, akrab dan penuh kekeluargaan. Istri Prof Arif yang merupakan dosen Fakultas Kedokteran dr T Kemala Intan turut menyerahkan jurnal penelitian tentang cara mengelola sampah di Medan kepada Bobby Nasution.
Bobby yang merupakan penggagas Kolaborasi Medan Berkah itu menyampaikan tentang pelaksanaan Collaboration Government.
Yang artinya, bila kelak terpilih menjadi Walikota Medan, Bobby ingin melibatkan semua pihak, termasuk para akademisi.
Prof Arif yang dikenal sebagai tokoh pendidikan yang memiliki banyak pengalaman itu menyambut positif kedatangan Bobby yang hendak berdiskusi dengan dirinya.
Ia menjelaskan, dirinya mengenal Bobby karena merupakan keluarga besar Mandailing.
"Kalau dengan keluarganya sudah kenal dekat, tapi dengan Bobby baru kemarin intensif berdiskusi," ujar Prof Arif yang dikonfirmasi Analisa, Minggu (12/7).
Pada kesempatan tersebut, Prof Arif mengaku terkesan dengan sopan santun dan tata krama Bobby. Meskipun ia menantu orang nomor 1, tapi sikap rendah hati ia tunjukkan.
"Terbukti ia sering datang untuk meminta masukan kepada senior yang lebih berpengalaman," katanya.
Terkait pandangannya dalam kebijakan Kota Medan, Prof Arif meminta Bobby untuk melibatkan masyarakat.
"Kalau selama ini masyarakat hanya sebagai penonton, kini harus dilibatkan dalam permainan," ujarnya.
Artinya, masyarakat dalam proses pembangunan turut berperan aktif tidak hanya pasif. "Kalau memanfaatkan birokrasi saja sulit, jadi saya sarankan bentuk tim di tiap-tiap kantong masyarakat agar pembangunan lebih menyentuh langsung dan bisa bermanfaat," ujarnya.
Lebih jauh, Prof Arif menegaskan, pembangunan yang dilakukan harus melibatkan lapisan bawah. "Dibuat tim kecil, sekitar 15 orang untuk bekerja di tiga lingkungan terdekat dengan tempat tinggal mereka," tegasnya.
Harus Ditingkatkan
Pengamat Kebijakan Publik, Prof Marlon Sihombing menilai kedatangan seorang calon kepala daerah ke para akademisi merupakan tradisi yang baik yang perlu ditingkatkan.
"Kalau kita lihat memang, perguruan tinggi harusnya memberi masukan terhadap pembangunan di suatu kota. Kota yang maju tidak terlepas dari majunya institusi pendidikannya. Jadi ada sinkronisasi yang kuat antara pemerintah dengan perguruan tinggi," ujarnya.
Karenanya, Guru Besar USU ini menilai kedatangan Bobby ke rumah Prof Arif adalah sesuatu yang baik dan perlu ditingkatkan. "Sebagai perguruan tinggi tertua, USU memang menjadi representasi kemajuan Kota Medan. tapi saya melihat proses kerja sama antara dua institusi itu perlu lebih ditingkatkan ke depan," katanya.
Langkah Bobby yang dalam hal ini adalah calon kepala daerah, merupakan tradisi yang baik yang juga barangkali perlu dicontoh oleh calon kepala daerah di mana pun itu. "Membangun dan mengimplementasikan kebijakan perlu dukungan semua pihak, termasuk para akademisi di perguruan tinggi," tegasnya.
(BR)