Perawatan Gigi Anak Down Syndrome Tak Boleh Terlambat

Perawatan Gigi Anak Down Syndrome Tak Boleh Terlambat
Suasana perawatan gigi anak-anak down syndrom sebelum pandemi covid-19 (Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Gangguan kesehatan gigi anak-anak down syndrome tidak boleh dibiarkan terlalu lama karena selain akan memperburuk keadaan juga membuat upaya perawatan menjadi lebih sulit.

“Setidaknya pada usia setahun kondisi kesehatan gigi dan mulut anak down syndrome sudah diketahui dokter,” ujar drg Olivia Bratanata, SpKGA dalam webinar bertajuk Kelainan Gigi Pada Anak Down Syndrome dan Solusinya, di Jakarta, Minggu, 19 Juli 2020. Orang tua karena itu dituntut cermat mengajarkan anak agar memiliki kebiasaan gosok gigi dan menjaga kebersihan. Bagi anak down syndrome yang koorperatif, menanamkan kebiasaan gosok gigi tentu lebih mudah dilakukan.

Menurut drg Olivia jika sampai usia 3 tahun kondisi gigi dan mulut anak down syndrome belum diketahui, kemungkinan munculnya gangguan yang sudah berkembang lebih jauh, bukan tidak mungkin. Masalah muncul karena rasa sakit yang diderita anak down syndrome sulit diungkapkan karena kelemahan mereka dalam berkomunikasi.

Bila kondisinya buruk, dokter gigi mesti melakukan pengamatan dengan cermat untuk menentukan tindakan. Tak tertutup kemungkinan tindakan yang semestinya ditempuh menjadi sulit dan akhirnya tidak bisa dilakukan karena keadaan anak yang bersangkutan.

Banyak Kendala Selama Pndemi Covid-19

Perawatan kesehatan gigi anak-anak down syndrome selama pandemi Covid-19 banyak menemui kendala. Ketiadaan aktifitas di luar rumah justru mengurangi kebiasaan menggosok gigi. Faktornya bisa terjadi karena anggota keluarga sibuk oleh berbagai urusan baru.

Perawatan ringan dengan konsultasi lewat internet bisa dilakukan. Caranya dengan mengirimkan foto kondisi gigi. Hal ini kadang tak lancar karena pemotretan tak mengghasilkan gambar sesuai dengan yang diinginkan oleh dokter gigi.Anak-anak down syndrome yang tidak menunjukan sikap kooperatif selama perawatan tentu menyulitkan. Tindakan lebih serius seperti pencabutan gigi, operasi atau pemasangan kawat mungkin tidak bisa dilakukan sehingga perawatan akan terbatas.

Kondisi anak-anak down syndrome dan disabilitas intelektual selama masa pandemi Covid-19 belum bisa digambarkan secara akurat. Prosedur khusus bagi mereka dari organisasi/lembaga kesehatan seperti WHO pun tak tersedia. Oleh karenanya, komunitas difabel mesti berkolaborasi untuk saling menguatkan.

Kegiatan diskusi webinar ini sendiri merupakan kerjasama antar beberapa organisasi difabel yang dikoordinir oleh Special Olympics Indonesia (SOIna) dan didukung oleh Persatuan Orang Tua Anak Disabilitas Intelektual (PORTADIN), Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) dan Kids Dental Care and Orthodontic Clinic. Kegiatan diikuti para orang tua dengan anak down syndrome dan disabilitas intelektual.

“Saya harap kegiatan ini memberikan tambahan informasi kepada para orangtua yang anak-anaknya dalam kondisi berkebutuhan khusus,” ujar Desyana Fatimah, Direktur Keluarga dan Atlet Muda, Pengurus Pusat SOina. Ia juga berharap peserta webinar bisa menyosialissikan pengetahuan yang telah mereka terima tetantang kelainan gigi anak down syndrome dan penangannya, kepada keluarga lain yang memiliki anak down syndrom. (Rel)

Berita kiriman dari: Rel

Baca Juga

Rekomendasi