Bendahara PW Al-Washliyah Sumut, Abdul Hafiz Harahap. (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - PW Al-Washliyah Sumatera Utara secara tegas mengatakan tidak akan mengarahkan dukungan pada salah satu calon di perhelatan Pilkada 2020 mendatang.
Ketua PW Al-Washliyah Sumatera Utara Dedi Iskandar Batubara bahkan sudah menyebarkan surat kepada pengurus di seluruh kabupaten/kota di Sumatera Utara untuk tak membawa organisasi Islam terbesar di Sumut itu ke ranah politik praktis.
Secara politis, Al-Washliyah tentu adalah ceruk untuk mendulang suara paling riil. Proses pengkaderan yang mengakar dan militansi para Washliyin kerap menjadi "rebutan" para kontestan yang akan berlaga.
Maka tak heran bila hampir semua calon merapat ke Kantor Al-Washliyah di Jalan SM Raja, Medan.
Pun begitu Dedi Iskandar Batubara bergeming. Ia kukuh pada ucapannya kala kali pertama pidato saat terpilih menjadi ketua umum. "Saya tidak akan membawa Al-Washliyah untuk dukung mendukung," tegasnya di atas podium yang disambut takbir para pendukungnya.
Hal itu juga ditegaskan oleh Bendahara PW Al-Washliyah Sumatera Utara, Abdul Hafiz Harahap kala dikonfirmasi Analisadaily.com, Sabtu (25/7).
Pria berambut putih ini mengatakan, surat tersebut sudah disebar dan sejauh ini dipatuhi oleh pengurus di daerah. "Ya kalau ada yang framing-framing itu biasa. Tapi setelah diklarifikasi, tidak ada dukungan," ujarnya.
Ia juga tak menampik bila Al-Washliyah kerap diseret-seret ke dalam ranah politis karena basis massanya yang besar. "Sebetulnya juga kami bukan anti politik. Ada namanya siasah, yang artinya kurang lebih sama dengan politik," katanya.
Pada iklim demokrasi, kandidat doktor komunikasi Islam itu menjelaskan bahwa setiap orang memiliki hak politik yang harus dihormati. "Itu kan hak ya, dipilih dan memilih. Artinya ya boleh juga secara individu masuk ke ranah politik praktis. Maju sebagai kepala daerah atau dipinang sebagai wakil," ujarnya.
Berkaitan dengan itu, ia menegaskan, bila seandainya ada calon kepala daerah yang hendak meminang kader Al-Washliyah menjadi pasangannya, maka tentu akan disambut dengan terbuka.
"Kita akan sangat terbuka dan juga membuka peluang itu. Bila kemudian ada, maka tentu kami akan membuat rapat dan memutuskan langkah berikutnya. Kita juga akan merumusan siapa kader yang terbaik untuk dimajukan," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Pilkada 2020 sudah kian dekat. Medan yang menjadi epicentrum perpolitikan Sumatera Utara kian menghangat dengan berlabuhnya Akhyar Nasution sang calon petahana yang berlabuh ke Demokrat.
PDIP yang sempat "galau" juga telah hampir pasti mengusung Bobby Nasution yang merupakan menantu Presiden Joko Widodo. Melihat dari elektabilitas, Akhyar yang kini menjadi Plt Walikota Medan masih diunggulkan, namun Bobby punya banyak "peluru" untuk mendongkrak popularitasnya.
Melihat sengitnya pertarungan head to head itu, tentu memilih pendamping adalah hal yang paling krusial. Calon Wakil Walikota yang seharusnya dipilih si calon walikota tentu harus juga orang yang mampu menaikkan suara dan punya basis massa yang jelas.
Memilih calon wakil dari kader Al-Washliyah tentu strategi yang perlu dipertimbangkan. Menanggapi hal itu, Abdul Hafiz Harahap hanya tertawa lebar.
"Ya, bisa jadi analisisnya begitu. Tapi kali ini kami pasif saja. Kalau ada yang datang dan berminat, tentu kita siapkan juga kader-kader terbaik yang kita miliki. Kalau sudah kader yang dimajukan, masak iya gak didukung," ujarnya sambil terbahak.
(BR)