Filipina Berpotensi Jadi Episentrum Baru Penyebaran Covid-19

Filipina Berpotensi Jadi Episentrum Baru Penyebaran Covid-19
Sebagian masyarakat Filipina masih beraktivitas normal di tengah ancaman Covid-19 (Reuters)

Analisadaily.com, Manila - Filipina berpotensi menjadi episentrum baru dalam penyebaran virus corona (Covid-19) di Asia Tenggara.

Potensi itu muncul setelah adanya lonjakan pasien positif Covid-19, Selasa (4/8) kemarin.

Kementerian Kesehatan Filipina mengkonfirmasi 6.352 kasus baru terjadi dalam satu hari. Secara total sudah ada 112.593 kasus Covid-19 di Filipina.

Sebagai perbandingan, Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus terbanyak di Asia Tenggara yang memiliki 115.056 pasien positif Covid-19.

Sementara tambahan pasien meninggal akibat Covid-19 di Filipina ada 11 orang sehingga totalnya menjadi 2.115 orang.

Empat provinsi dengan jumlah penduduk terpadat menjadi fokus pemerintah dalam melakukan antisipasi penyebaran virus, yakni Bulacan, Rizal, Laguna dan Cavite.

Saat ini pos-pos pemeriksaan dijaga oleh polisi, tentara dan petugas desa. Akses keluar masuk Kota Manila juga diperketat.

"Kami harus melewati beberapa pos pemeriksaan, dan ada lalu lintas di setiap pos pemeriksaan," kata Jeremy Encarnado (40), seorang warga yang menjalankan bisnis pengiriman makanan.

Menurutnya petugas tidak hanya memeriksa tiket perjalanan, tetapi juga bukti bahwa mereka yang melintas telah menjalani uji negatif Covid-19.

Antrean panjang juga terlihat di toko bahan makanan, pasar umum dan bank. Setiap orang harus melewati pemeriksaan kesehatan oleh petugas yang disediakan pemerintah.

Sementara Menteri Pertanian Filipina, William Dar, mengimbau agar masyarakat tidak panik. Dia meyakinkan masyarakat tidak akan kehabisan beras, sayuran, buah-buahan dan daging dalam waktu dekat.

Kehebohan justru terjadi di Quezon City, kota terbesar di Metro Manila. Kepala kepolisian setempat mengeluarkan perintah tembak kepada setiap orang yang berkeliaran bebas karena kota itu sudah menerapkan lockdown.

Juru bicara Presiden Rodrigo Duterte, Harry Roque, mengatakan pemerintah tidak berkeinginan memperpanjang lockdown yang sudah berlaku selama dua pekan.

"Saya harus jujur. Ekonomi kita tidak bisa menahan kuncian yang lama," kata Harry, dilansir dari StraitTimes, Rabu (5/8).

(EAL)

Baca Juga

Rekomendasi