Dianiaya Sejumlah Perempuan, Keluarga Segera Laporkan ke Polisi

Dianiaya Sejumlah Perempuan, Keluarga Segera Laporkan ke Polisi
Ilustrasi (Pixabay/Farmgirlmiriam)

Analisadaily.com, Padangsidimpuan – Seorang pemuda dari Desa Sisipa, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, ASH, korban penganiayaan sejumlah perempuan di salah satu hotel di Padangsidimpuan, viral di media sosial.

Empat video yang dibagikan itu masing-masing berdurasi 12, 16, 18 dan 25 detik.

Dalam video berdurasi 12 detik, terlihat seorang perempuan mengenakan daster bermotif batik menendang seorang pria berusia 21 tahun yang saat itu berada di pojok kamar tepatnya di depan lemari.

Tak lama berselang, seorang pria berbaju kuning bercelana hitam datang dan langsung duduk di tepi ranjang.

Hanya beberapa detik, orang yang merekam aksi itu mendatangi korban dan diduga kuat ikut menganiaya korban sembari mengucapkan kata kotor.

Tidak sampai di situ, penganiayan terhadap pria yang memakai kaos hitam ini kembali terjadi di dalam video berdurasi 16 detik.

Dalam video ini memperlihatkan seorang perempuan mengenakan pakaian warna hitam lis merah jambu dan bercelana panjang sembari tertawa meletakkan kakinya tepat di bagian dubur seorang pria yang saat itu dalam posisi nungging di tepi ranjang.

Aksi penganiayaan terhadap pria ini berlanjut di kamar mandi. Dalam video selama 25 detik itu, pria tersebut disuruh masuk ke bak kamar mandi tanpa mengenakan pakaian sembari disuruh meminta maaf.

Sedangkan pada video yang berdurasi 18 detik, memperlihatkan korban dalam kondisi babak belur.

Ke-empat video ini diunggah di akun facebook Tukma Harahap dengan caption menggunakan bahasa Angkola yakni “paitte hamu proses selanjut na dah. Ulang ianggan hamu nasodong koum ni abang kon, secepat na dapot do hamu sanga tudia pe hamu lari binatang”.

Artinya, tunggu kalian lah proses selanjutnya, jangan kalian sangka abangku itu tidak memiliki saudara. Secepatnya kalian pasti dapat kemanapun kalian lari binatang.

Tukma, salah seorang saudara korban mengatakan, ASH tidak pernah keluar dari kampung, jika tidak dijemput dan diajak oleh teman-temannya.

"Kalau mau keluar, rekan-rekannya datang menjemput. Sebalikanya ketika pulang, ASH juga diantar,” kata Tukma.

Saat ini lanjutnya, pihak keluarga masih berencana melaporkan tindakan penganiayaan itu kepada pihak kepolisian.

“Rencananya kami akan segera membuat pengaduan ke pihak kepolisian,” tegas Tukma.

(HIH/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi