Unjuk Rasa di Thailand, 8 Aktivis Ditangkap Polisi

Unjuk Rasa di Thailand, 8 Aktivis Ditangkap Polisi
Unjuk rasa di Thailand (Morning Star)

Analisadaily.com, Bangkok - Kepolisian Thailand menangkap 8 orang aktivis, di antaranya dua penyanyi rap, karena menggelar dan terlibat unjuk rasa minggu lalu.

Dilansir dari Antara, mengutip Reuters, Jumat (21/9) aparat keamanan setempat mulai menangkapi para aktivis setelah massa menggelar demonstrasi lebih dari satu bulan untuk memprotes pemerintahan militer dan menuntut reformasi kekuasaan kerajaan.

Sebanyak 8 aktivis itu ditangkap pada Rabu (19/8) malam. Satu hari setelahnya, kepolisian menetapkan mereka tersangka karena melanggar undang-undang keamanan dalam negeri, mengingat mereka terlibat dalam aksi protes 18 Juli.

Kepolisian juga menuntut mereka melanggar aturan yang melarang warga berkumpul demi mencegah penularan Covid-19.

"Penangkapan para pemimpin aksi yang menggelar aktivitas demikian tengah diproses berdasarkan aturan undang-undang," kata Wakil Kepala Biro Kepolisian Metropolitan, Jirapat Phumjit.

Pihaknya telah mengantongi surat penangkapan untuk 4 aktivis yang terlibat unjuk rasa tersebut. Dari 8 aktivis yang ditangkap kepolisian, salah satunya adalah Dechatorn "Hockhacker" Bamrungmuang, 30, dari grup musik Rap Against Dictatorship/Rap untuk Lawan Diktator.

Bamrungmuang merupakan salah satu penyanyi rap yang populer di dunia maya sejak tahun lalu. Penyanyi rap lain yang ditangkap, Thanayut Na Ayutthaya, 19, juga dikenal dengan nama Elevenfinger. Walaupun demikian, 8 aktivis itu telah dibebaskan dengan jaminan, kata seorang pengacara.

Sejak pertengahan Juli, unjuk rasa digelar hampir tiap hari di Thailand. Massa menuntut menemui langsung Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, mantan pemimpini junta dan mendesak pemerintah mengubah konstitusi, serta menghentikan seluruh intimidasi terhadap kalangan oposisi.

Beberapa demonstran juga menuntut kekuasaan Raja Maha Vajiralongkorn dikurangi. Desakan itu lama jadi isu yang tabu dibicarakan di Thailand.

Prayuth menyangkal tudingan para pengunjuk rasa bahwa pemilihan umum tahun lalu dicurangi oleh tentara-tentara yang ada di pihak perdana menteri. Ia mengatakan dirinya siap berbicara dengan para pelajar, kelompok yang merintis aksi massa.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi