Anwar Ibrahim Klaim Kantongi Dukung Mayoritas Parlemen

Anwar Ibrahim Klaim Kantongi Dukung Mayoritas Parlemen
Anwar Ibrahim (Reuters)

Analisadaily.com, Kuala Lumpur - Pemimpin Oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, mengklaim bahwa dirinya mendapat dukungan mayoritas parlemen untuk membentuk pemerintahan baru.

Anwar mengaku telah didekati oleh sejumlah anggota parlemen dari berbagai partai yang tidak senang dengan kepemimpinan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.

Duduk di samping istrinya, Anwar mengatakan pada konferensi pers bahwa dukungan dari anggota parlemen berarti pemerintahan Muhyiddin telah jatuh. Bahkan dia berkeyakinan pemerintahannya nanti merupakan mandat rakyat.

Namun mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia itu menolak mengungkapkan identitas anggota parlemen yang mendukungnya.

Anwar baru akan menyebut pihak-pihak mana yang mendukungnya setelah melakukan audiensi dengan raja yang saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit jantung nasional di Kuala Lumpur.

Seperti diketahui, Muhyiddin Yassin muncul sebagai Perdana Menteri Malaysia pada awal Maret lalu setelah terjadi kekacauan politik. Saat itu sejumlah anggota koalisi Pakatan Harapan yang sedang berkuasa justru bergabung dengan kelompok oposisi.

Insiden tersebut kemudian menyebabkan pengunduran diri Mahathir Mohamed dari jabatan perdana menteri. Kemudian diangkatlah Muhyiddin sebagai perdana menteri yang baru.

Namun setelah tujuh bulan berkuasa, Anwar menuding pemerintahan Muhyiddin dan 70 menterinya telah menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mendistribusikan posisi.

Menanggapi pernyataan Anwal Ibrahim, politisi senior UMNO, Mohamed Azmin Ali, menyebut itu semua hanya tipu muslihat.

"Pembohong dan psikopat politik yang tidak bisa diperbaiki," tulis Azmin di akun Twitter-nya.

Sementara Bridget Welsh, peneliti kehormatan di Institut Riset Asia, Universitas Nottingham, sekaligus pakar politik Malaysia, mengatakan Anwar Ibrahim harus menunjukkan jumlah pihak yang mendukungnya.

"Ada ketidakstabilan politik yang mendasari selama beberapa waktu dan banyak dari negosiasi ini telah terjadi. Kami melihat ada perpecahan dalam pemerintahan Muhyiddin dan ada perpecahan di dalam pendukung Anwar. Ini adalah sesuatu yang sangat cair tetapi sangat nyata," kata Welsh, dilansir dari Al Jazeera, Kamis (24/9).

(EAL)

Baca Juga

Rekomendasi