Indonesia Akan Bangkit dari Masa Sulit Pandemi Lewat Pertanian

Indonesia Akan Bangkit dari Masa Sulit Pandemi Lewat Pertanian
Panen raya padi yang dipusatkan di Gampong Tumbo Baro, Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Aceh Besar - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meyakini Indonesia akan bangkit dari masa sulit pandemi Covid-19 lewat sektor pertanian, terlebih kinerja ekspor terus meningkat kala sektor-sektor ekonomi lain melemah.

"Jangan ragukan sektor pertanian. Sektor pertanian mampu membangkitkan perekonomian masyarakat. Apalagi di masa pandemi Covid-19, perekonomian dari sektor pertanian tumbuh di atas 16 persen," kata Syahrul, ditulis Kamis (1/10).

Hal itu disampaikannya saat menghadiri panen raya padi yang dipusatkan di Gampong Tumbo Baro, Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar, Rabu (30/9) kemarin.

Dalam panen raya tersebut, Menteri Syahrul bersama unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Aceh memanen padi menggunakan sabit dan traktor.

Menurut Mentan, Kabupaten Aceh Besar sendiri merupakan salah satu daerah lumbung pangan karena memiliki lahan padi seluas 29.000 hektare.

Oleh karena itu ia berharap Pemerintah Aceh maupun Pemerintah Kabupaten Aceh Besar lebih memfokuskan pembangunan di sektor pertanian.

"Aceh memiliki potensi bagus, cuaca bagus, tanah bagus, ini modal Aceh menjadi lumbung pangan dan menuju kesejahteraan masyarakat," ucapnya Mentan.

Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menyebutkan, pertanian adalah sektor utama di Aceh. Padi, jagung, ikan dan sayur semua ada. Tahun ini Aceh menargetkan produksi sebesar 2 juta ton gabah kering giling (GKG).

"Ini dikarenakan tahun 2020 iklim bersahabat, bahkan beberapa hasilnya dipasarkan ke provinsi tetangga," tutur Nova.

Plt Gubernur Aceh juga berharap hal ini dapat memberikan ketahanan pangan, karenanya Aceh Besar membutuhkan dukungan alsintan dari Kementerian Pertanian.

Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali mengatakan, panen raya ini berada di lahan seluas 8.000 hektare. Pengolahannya dibiayai Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, sedangkan bibitnya berasal dari Pemerintah Aceh.

Pihaknya secara maksimal mendorong produksi pangan di Aceh Besar yang memiliki 15 saluran irigasi. Dinas Pertanian bersama Kodam telah melakukan program pengolahan tanah gratis, dan saat ini mulai panen di lahan seluas 5.000 hektare dan provitas 7,2 ton/ha.

"Hasil melimpah dan berhasil. Namun permasalahan hasil pertanian Aceh saat ini hasil produksinya masih dibawa ke Medan, dan setelah dikemas, dijual kembali ke Aceh. Hal ini dikarenakan keterbatasan alsintan (alat mesin pertanian) RMU (Rice Milling Unit)," ungkap Mawardi.

(MHD/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi