Labuan Bajo (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Jakarta - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, menekankan pentingnya Integrated Tourism Master Plan (ITMP) dalam pengembangan dan pembangunan pariwisata di Labuan Bajo dan sekitarnya.
Menurut Angela, pengembangan dan pembangunan pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo, NTT, dapat dilakukan secara terpadu dan komprehensif jika mengacu pada ITMP. Karena itu, perlu segera disusun ITMP secara bersama-sama.
"Seluruh stakeholders pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo dan sekitarnya harus memiliki persepsi sama agar pembangunan di Labuan Bajo dan sekitarnya dapat dilakukan dengan prinsip pariwisata berkelanjutan kelas dunia," kata Angela di Jakarta, Kamis (8/10).
Dalam penyusunannya, Angela menyarankan agar ITMP didesain dengan teliti dan baik serta perlu mempertimbangkan potensi market yang ada, baik market domestik, internasional, terutama tren pariwisata ke depan pascapandemi Covid -19.
Menurutnya pembangunan yang baik adalah pembangunan yang harus bisa mencocokkan keunikan yang dimiliki dan disesuaikan dengan kalkulasi potensi market yang tepat.
"Sehingga pembangunan yang ada itu tepat sasaran dan terukur. Kita harus bisa mencocokkan antara supply dan demand dan perlu ada target yang jelas, target yang terukur, breakdown pekerjaan, timeline yang jelas, dalam pembentukan ITMP tersebut," tutur Angela.
Selain itu, entitas penting yang harus dibangun adalah center of safety yang mampu mendukung kebutuhan masyarakat dan wisatawan dari segi keamanan, keselamatan, dan kesehatan.
Labuan Bajo telah ditetapkan sebagai lokasi pilot project untuk pembangunan center of safety yang nantinya akan diterapkan di destinasi lain.
Labuan Bajo juga merupakan lokasi pilot project untuk penerapan pengelolaan sampah plastik di destinasi wisata bahari sebagai aksi dari Permen Parekraf Nomor 5 tahun 2020 yang membutuhkan dukungan dari pemda untuk implementasinya.
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Taman Nasional Komodo dan Labuan Bajo juga perlu terus berbenah dalam membangun destinasi dan kawasan wisata baru, termasuk dalam menyiapkan NTT sebagai venue utama dan supporting venue perhelatan ASEAN Summit dan G20 tahun 2023. Perlu dilakukan upaya maksimal agar agenda ASEAN Summit dan G20 dapat terlaksana dengan baik agar menjadi satu lagi wujud dari kemajuan Indonesia.
"Kami yakin Nusa Tenggara Timur bisa menjadi destinasi impian kelas dunia yang aman dan nyaman untuk dikunjungi. Dengan kita membangun dan menyediakan quality tourism practices and standard untuk wisatawan, pasti manfaat baiknya akan kembali kepada kita, seperti devisa yang tinggi bagi Indonesia dan nilai ekonomi, lapangan pekerjaan yang besar untuk masyarakat di Nusa Tenggara Timur," kata Angela.
Sementara Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat, menegaskan, pariwisata yang berkelanjutan dapat terwujud jika memberi dampak positif bagi masyarakat. Sehingga pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo dan sekitarnya harus berbasis masyarakat.
Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah dikatakannya harus dapat mendefinisikan pariwisata kualitas premium yang memberikan dampak ke masyarakat.
"Premium itu artinya mendesain seluruh pembangunan, mulai dari kebijakan pemerintah untuk kepentingan community tourism yang berkelanjutan," ujar Viktor Laiskodat.
Direktur Utama BOPLBF, Shana Fatina mengatakan, untuk membangun Labuan Bajo dan Flores sebagai destinasi pariwisata super premium harus melibatkan masyarakat sebagai tokoh utama pembangunan pariwisata yang berkelanjutan.
"Rumusan ITMP akan menjadi dasar dalam melakukan pembangunan strategis dan yang harus dipertahankan terutama untuk pembangunan NTT dalam 25 tahun ke depan," kata Shana.
Untuk itu,lanjut Shana, diperlukan sinkronisasi dan sinergi dalam penguatan travel pattern wisatawan, seperti apa selera selera wisatawan premium kemudian bagaimana menangkap peluang tersebut dan bagaimana membangun sinergi antar kabupaten dan destinasi. Karena pariwisata sifatnya borderless.
Selain itu juga diperlukan sinergi desain perencanaan termasuk pembangunan infrastruktur yang melestarikan ekosistem. Bagaimanapun juga aset utama dari pariwisata adalah alam, kebudayaan, dan keseimbangan di antara keduanya.
"Untuk itu kita bersama-sama merumuskan bagaimana langkah-langkah strategis untuk tidak hanya pariwisata Ini menghasilkan sumbangsih terhadap PDRB dengan signifikan, devisa, maupun kesehatan kerja tapi juga untuk melestarikan alam ke depan," ujar Shana.
(TRY/EAL)