Pantai Barat Madina Research Centre: Pilkada Madina Miskin Gagasan untuk Pesisir

Pantai Barat Madina Research Centre: Pilkada Madina Miskin Gagasan untuk Pesisir
Bim Harahap. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Madina - Kontestasi pemilihan kepala daerah di Mandailing Natal dinilai sangat miskin gagasan, masing-masing kandidat terlihat hanya menempuh cara konvensional dengan menemui orang sebanyak mungkin, tapi tidak menawarkan apa gagasan yang diusung sehingga sangat sulit berharap ada perubahan signifikan.

"Ruang tarungnya tidak fundamental, seperti tidak fokus pada pertarungan gagasan, ide-ide perubahan atau konsep-konsep masa depan Mandailing Natal ke depan, ini sulit kita dapati, visi misi tidak menjadi jembatan antara kandidat dengan publik," ujar Bim Harahap, Koordinator Divisi Kebijakan Publik, Pantai Barat Madina Research Centre, Rabu (21/10).

Bim menerangkan, Mandailing Natal hari ini menyimpan banyak persoalan, terutama pada konsep keadilan pembangunan. Di mana masih terdapat banyak gap terutama untuk wilayah pesisir Pantai Barat Mandailing Natal.

"Hingga hari ini kita tidak melihat ada konsep pembangunan yang jelas untuk pesisir pantai barat Madina. Ketertinggalan di wilayah ini tidak menjadi kegelisahan para kandidat, sehingga tidak terlihat ada gagasan yang mengarah ke sana," ujarnya.

Ia menyebut, Pilkada Madina 2020 ini adalah momentum penting bagi pesisir Pantai Barat Madina, sehingga harus benar,-benar selektif memilih pemimpin berikutnya.

"Banyak aspirasi di wilayah pesisir ini yang menemui jalan buntu, pembangunan infrasturktur terutama jalan menjadi masalah klasik yang tidak pernah tuntas. Seperti Investasi perkebunan kelapa sawit yang selama ini kerap memicu konflik di masyarakat, paling parah adalah pencemaran sungai akibat penambangan ilegal yang hingga kini tidak ada jalan keluar," ujarnya.

Wilayah pasisir Madina yang kaya sumber daya alam ini selama ini ada di layar kedua pembangunan, tidak masuk dalam prioritas yang membuat pembangunan menjadi barang langka di daerah tersebut.

"Warga Pantai Barat mengamini ini karena merasakan ketertinggalan bertahun-tahun. Sehingga pilkada ini menjadi momentum penting untuk melakukan seleksi ketat, sebelum memutuskan pilihan, atau jika tidak ada komitmen, potensi golput bisa meningkat di wilayah ini," ujarnya.

Terkait Pantai Barat Madina hari ini, Bim menganggap imajinasi pemekaran masih berada di jalan panjang, sehingga perlu hal konkret yang ditawarkan pada masyarakat agar pembangunan berkeadilan itu bisa diwujudkan.

"Arusnya ada yang lebih progresif, misalnya ada gagasan untuk membentuk Tim Percepatan Pembangunan Pantai Barat Madina, sehingga terlihat jelas ada komitmen dan konsep terukur bagaimana pantai barat ke depan akan diperlakukan," ujarnya.

Menurutnya, masih sangat terbuka peluang dan waktu untuk membaca dan menguji gagasan para kandidat. Sehingga produk pilkada Madina ke depan benar-benar menghasilkan pemimpin yang kompeten, memiliki konsep jelas, terukur dan rasional untuk diwujudkan.

(BR)

Baca Juga

Rekomendasi