Praktisi Kesehatan Gigi Anak, drg. Siti Salmiah, SP.KGA (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Pemerintah Kota (Pemko) Medan dinilai belum maksimal dalam melakukan sosialisasi terkait kesehatan gigi di Medan. Padahal, ada sejumlah penyakit tertentu yang justru bisa timbul karena gigi yang tak sehat sehingga menjadi sumber infeksi.
Praktisi Kesehatan Gigi Anak, drg. Siti Salmiah, SP.KGA memaparkan, berdasarkan hasil riset data kesehatan (Riskesdas) pada 2018, Sumatera Utara mencatat proporsi masalah gigi pada penduduk usia 3 tahun yang memiliki gigi berlubang sekitar 43,07 persen.
Adapun Medan sendiri menyumbang 39,15 persen dari angka itu. Walaupun proporsi perilaku menyikat gigi untuk masyarakat sangat tinggi, tetapi sangat disayangkan bahwa masyarakat yang melakukan penyikatan gigi dengan waktu yang benar hanya 1,57 persen untuk Sumatera Utara dan 2,49 persen untuk masyarakat di Kota Medan.
"Hasil ini menunjukkan bahwa informasi mengenai usaha untuk mencegah terjadinya gigi berlubang masih belum diterima masyarakat dengan baik. Masyarakat belum mendapat informasi tentang cara penyikatan gigi yang benar, baik dari segi frekuensi, waktu,durasi dan tekhnik menyikat gigi yang benar," kata Siti di Medan, Jumat (23/10).
Selain itu, tambahnya, informasi tentang diet yang dapat merugikan atau menguntungkan kesehatan gigi, serta perilaku seperti sejak kapan anak mulai dilakukan penyikatan gigi dan perilaku konsisten menyikat gigi itu sendiri juga masih belum banyak diterima masyarakat.
Sementara dari segi masyarakat juga masih cenderung abai terhadap kesehatan gigi sendiri karena sebagian masyarakat masih meyakini bahwa sakit gigi bukan sakit membahayakan dan dapat menyebabkan kematian sehingga dirasa tidak terlalu perlu untuk melakukan perawatan gigi.
Padahal gigi merupakan awal pintu masuk makanan, yang apabila tidak terpelihara dengan baik dapat menyebabkan gangguan siatemik nantinya. Gigi juga dapat menjadi sumber infeksi untuk penyakit tertentu seperti penyakit jantung dan gagal ginjal, serta demam berkepanjangan.
"Untuk itu demi tetap menjaga kesehatan gigi dan mulut masyarakat, sudah selayaknya pemerintah khususnya pemerintah kota Medan, dan pihak terkait lebih proaktif dalam memberikan penyuluhan tentang pentingnya melakukan perawatan kesehatan gigi kepada masyarakat," tegas Ketua Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI) Sumut ini.
Hal ini berhubungan dengan target Kementerian Kesehatan bahwa rakyat Indonesia bebas karies ditahun 2030. Usaha yang dapat dilakukan pemerintah seperti semakin memperkuat kegiatan pemeliharaan kesehatan gigi yang dimulai sejak ibu hamil (oral hiegene monitoring dan oral health care), pemeliharaan kesehatan mulut bayi sejak bayi dibawah 1 tahun, oral health care (penyikatan gigi sejak dini, cara minum susu yang benar, menghindari penggunaan botol susu dan aplikasi topikal flour) dapat dilakukan pada anak sejak giginya pertama kali tumbuh/balita.
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) juga harus semakin digiatkan pada anak usia sekolah dan program Usaha Kesehatan Gigi Lanjut Usia (UKGLS), senam mulut dan rehabilitasi fungsi oral ditujukan pada masyarakat lanjut usia.
Usaha lain yang dapat dilakukan Pemko Medan adalah dengan intervensi terhadap sekolah-sekolah yang ada untuk menyiapkan ruangan yang memadai untuk penyuluhan dan pemeriksaan gigi untuk pelajar sekolah dari tingkat TK sampai Perguruan Tinggi.
Pengadaan mobil dengan dental unit juga bisa jadi pertimbangan untuk membantu dokter gigi Puskesmas yang bekerja dilapangan agar mudah untuk melakukan penyuluhan dan perawatan kesehatan gigi untuk masyarakat sekitar. Screening masuk sekolah dan dunia kerja dengan kondisi oral hiegene yang baik juga dapat menjadi upaya untuk memotivasi masyarakat untuk perduli terhadap kesehatan gigi dan mulutnya.
"Untuk itu diharapkan walikota medan selanjutnya dapat mengakomodir sarana prasarana perbaikan kesehatan gigi,agar tujuan Kemenkes untuk Indonesia bebas karies tahun 2030 bukan hanya sekedar impian," pungkasnya.
(JW/RZD)