Peserta JWB II saat mengunjungi Kaldera Toba, Kabupaten Toba, Sumut (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Toba - Selama lebih delapan bulan industri pariwisata 'mati suri' akibat pandemi Covid-19. Jangankan mengharapkan pendapatan, justru malah minus sembari berusaha tetap bertahan hingga pandemi berakhir.
Ketua ASPPI Sumut, Mercy Panggabean mengatakan, pihaknya di kepanitiaan berjuang mati-matian agar even JWB kedua ini dapat berjalan. Sebab sudah dua kali ditunda setelah diterjang Covid-19.
"Awalnya JWB II ini diagendakan 18-21 Maret lalu, kemudian diundur ke Agustus dan setelah berjuang susah payah kegiatan promosi pariwisata itu akhirnya berlangsung dengan respon yang tidak kami sangka begitu antusias," kata Mercy, Jumat (30/10).
Menurut Mercy, pada prinsipnya JWB merupakan upaya untuk mengangkat objek pariwisata di Sumut yang masih baru dan belum banyak dikenal travel agent maupun wisatawan dari dalam maupun luar negeri.
Bila pada JWB I tahun lalu mengeksplorasi Sianjur Mula-mula di Kabupaten Samosir, pada JWB II ini ASPPI mengajak para travel agent dari berbagai kota di Indonesia untuk mengenal sejumlah destinasi di Toba, antara lain Huta Ginjang, Kaldera Toba, Bukit Singgolom, Taman Eden 100, Museum TB Silalahi dan objek wisata di tepi Danau Toba. Setelah itu peserta mengikuti table top, mempertemukan seller (penjual) dan buyer (pembeli) paket perjalanan wisata. Dari pertemuan seller dan buyer itu diharapkan kunjungan wisatawan akan mengalir ke Toba.
Mercy mengatakan, ketika pandemi Covid-19 mulai Februari lalu di Indonesia, beberapa peserta seperti dari India dan Thailand membatalkan keikutsertaannya karena negaranya menerapkan lockdown.
Sementara ketika JWB II akan dilaksanakan Agustus 2020, pemerintah menerapkan PSBB sehingga peraturan untuk bepergian begitu ketat, belum lagi adanya larangan untuk menggelar keramaian dan even. Bahkan ketika menjelang Oktober, panitia juga sempat cemas dengan adanya demonstrasi menolak Omnibus Law.
"Bagaimana, aman nggak kalau kami datang? Sempat ada peserta yang takut datang, kami pun meyakinkan bahwa lokasi dari Medan ke Toba jauh, jadi nggak ada masalah," kata perempuan yang akrab disapa Echy itu.
Akhirnya, agenda pariwisata yang juga didukung Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) dan Pemkab Toba itu digelar 14-17 Oktober dengan mengikuti aturan ketat serta protokol kesehatan.
"Setelah even itu, sudah mulai ada yang menghubungi untuk melakukan perjalanan wisata ke Sumut, artinya sudah mulai, tapi masih menunggu hingga Covid-19 ini aman, tapi dari kita pelaku pariwisata, inilah upaya kita. Kalau tinggal diam, pariwisata akan makin terpuruk," ujarnya.
Mercy optimis setelah JWB II, pariwisata Sumut akan bangkit kembali. Tahun depan ASPPI akan menggelar JWB III di Kabupaten Humbang Hasundutan dan mengharapkan semua stakeholder ikut mendukung program yang bertujuan untuk mengangkat pamor pariwisata Sumut di mata wisatawan domestik maupun mancanegara.
"Sebagai pelaku, tentu kita tidak mau kegiatan yang hanya sekedar ritual, sukses tidak sukses tidak peduli. Tapi, harus benar-benar ada dampaknya terhadap pariwisata, terutama mendatangkan tamu," ujar Mercy. Mercy juga mengapresiasi Ketua Panitia Erwin Lapolisa, bersama timnya, seperti Umi Kalsum, Ahmad Fauzi Lubis, Rosmiati Siregar, Winda Anggriyani, Fauziah Ginting, Naumi Kharitsah, Didie Rianto, Simon Bangun, Anton Prayitno, Hanum Harahap dan rekan dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sumut sehingga JWB II berlangsung sukses.(EAL)