Seorang ibu tampak merobek sebuah tas buatan Perancis saat unjuk rasa di depan Masjid Al Yasamin, Jalan Iskandar Muda Baru, Medan, Jumat (30/10) (Analisadaily/Jafar Wijaya)
Analisadaily.com, Medan - Aksi unjuk rasa terkait pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron terus menuai protes dari berbagi negara.
Di Kota Medan, para pengunjung rasa yang didominasi ibu-ibu juga melakukan protes terhadap orang nomor satu di negara Menara Eiffel tersebut.
Aksinya di depan Masjid Al Yasamin, Jalan Iskandar Muda Baru, Medan, Jumat (30/10) siang.
Tampak pengunjuk rasa juga menginjak gambar Macron, lalu merobek-robeknya. Pendemo juga membawa poster yang isinya mendukung aksi Anzorov. “Syahid Abdullah Abdullah Anzorov,” tertulis dalam salah satu poster.
Selain itu, para pengunjuk rasa juga mengajak masyarakat memboikot produk-produk dari negara yang berjuluk Menara Eiffel tersebut. Dua tas buatan Prancis mereka rusak dengan pisau sebagi sebagai simbol ajakan itu.
Para pengunjuk rasa menunjukkan sejumlah poster sebagai bentuk protes atas pernyataan Emmanuel Macron. Analisadaily/Jafar Widjaya
"Kami rela mati demi Rasulullah," teriak salah seorang pengunjuk rasa sambil membanting dan menginjak tas warna merah marun.
Salah seorang pengunjuk rasa, Bunda Roni mengatakan, mereka tidak rela Rasulullah dihina.
"Zaman ini kami mendengarnya (penghinaan), dan bagi kami itu penghinaan yang paling berat. Ayah kita saja dihina kita tak terima. Bagi kami tidak ada cara lain. Hanya inilah yang bisa kami lakukan," ucapnya.
Pernyataan Macron dinilai telah menghina agama Islam dan mendiskreditkan Muslim dengan mengaitkannya dengan tindakan terorisme. Dia juga menyatakan tidak akan melarang penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW, hal yang sangat ditentang umat Islam.
Macron menyampaikan pernyataannya menyusul pembunuhan terhadap Samuel Paty, seorang guru yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW, kepada siswanya.
Dia dipenggal remaja Muslim keturunan Chechnya berusia 18 tahun, Abdullah Anzorov, yang kemudian ditembak mati polisi.
(CSP)